Perbandingan Jokowi dan Rizieq Shihab, Mengejutkan Tanggapan Pakar Ini
Jadi kalau dia ngelayanin Nikita, ya levelnya makin turun, gitu aja. Bukan lagi selevel Nikita, tapi lebih turun dari Nikita.

MONITORDAY.COM - Belakangan ini tersiar kabar kekisruhan yang menyangkut nama komandan Front Pembela Islam (FPI), Rizieq Shihab. Bahkan sejumlah tokoh nasional turut berkomentar terhadap polemik tersebut.
Namun tidak dengan Joko Widodo (Jokowi). Presiden Republik Indonesia ini masih bersikap tenang dan tidak ikut berkomentar terkait sejumlah polemik yang belakangan terjadi.
Pakar Komunikasi Politik, Lely Arrianie mengatakan, dalam segi komunikasi politik sikap tenang Jokowi menunjukkan Rizieq bukan menjadi lawan yang sepadan baginya. Menurutnya, Rizieq berkeinginan setara dalam tingkat petarungan politik, namun terjadi ketimpangan jika disandingkan oleh Jokowi.
"Masalahnya adalah, Jokowi itu dengan diamnya sudah memposisikan dirinya yang melawan HRS orang lain saja. Sudah bukan levelnya. Inginnya levelnya tetap sama dalam pertarungan positioning politiknya gitu. Itu tidak bisa, karena biar bagaimanapun positioningnya berbeda," kata Lely dalam program Bincang Redaksi Monitorday.com, Senin (23/11).
Lely menyinggung ada banyak habib di Tanah Air yang memposisikan diri sebagai ulama dan memiliki banyak pengikut tersebar di banyak daerah, dimana dalam memberikana nasihat-nasihat mereka santun dan menyejukan serta toleran. Bukan memprovokasi.
"Kalau soal ketenaran para Habib, banyak habib-habib yang bisa menyampaikan dakwah dengan cara yang lebih santun, dan kita bersyukur, kita menerima pemahaman agama itu bukan dari mulut-mulut yang penuh caci maki dan sebagainya," ungkapnya.
Terkait kasus perseteruan Rizieq dan selebriti Nikita Mirzani, Lely mengatakan, dengan menanggapi hal tersebut, Rizieq telah menurunkan level dirinya sendiri.
"Jadi kalau dia ngelayanin Nikita, ya levelnya makin turun, gitu aja. Bukan lagi selevel Nikita, tapi lebih turun dari Nikita. Nikita mau dilawan, orang lain bilang lebih baik kita yang mengalah, orang dia tidak takut dipenjara," ucap prempuan kelahiran Tanjung Enim Sumatera Selatan ini.
Selain itu, ia menjelaskan dari sisi pemasaran politik, jika telah memiliki positioning maka tak perlu membentuk brand image.
"Kalau sudah punya positioning ngapain capek-capek menanamkan branding image di benak para pengikutnya, pengikutnya sudah memuja-muja. Nah yang bukan pengikutnya, tidak akan menjadikan positioning dia sebagai yang dipuja," urainya.