Ketum ICMI: Kualitas Demokrasi Indonesia Masih Perlu Ditingkatkan
Demokrasi di Indonesia dapat terlaksana dengan baik bila telah memahami makna yang dikandungnya.

MONITORDAY.COM - Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI), Jimly Asshidiqie mengatakan, demokrasi di Indonesia dapat terlaksana dengan baik bila telah memahami makna yang dikandungnya.
"Karena Indonesia menjadi negara nomor tiga di dunia secara kuantitas yang melaksanakan demokrasinya, sedangkan secara kualitas masih berada di bawah," kata Jimly Asshiddiqie, pada diskusi media bertema Kajian Konstitusi Wacana Calon Tunggal Pilpres vs Demokrasi Rusia, di Jakarta, Jumat (16/3/2018).
Menurut Jimly, nilai demokrasi bukan hanya diukur dari kalah atau menang, namun harus menjadi sebuah prinsip. Karena demokrasi adalah pelaksanaan tugas secara bertanggung jawab serta ideal.
Kemudian Jimly mencontohkan, penerapan demokrasi di Indonesia dapat ditelaah pada pelaksanaan pemilihan Presiden dan Wakil Presiden (pilpres) yang berlangsung lima tahun sekali.
Pelaksanaan pilpres dalam demokrasi Indonesia, ucap Jimly, amat berbeda dengan sistem seperti yang dianut Rusia."Kalau di Rusia, proses demokrasinya bila seorang pemimpin sudah terpilih dua kali berturut-turut (pada pilpres), maka selanjutnya dapat mencoba mencalonkan diri untuk menjadi Perdana Menteri," ungkap Jimly.
Begitu juga dengan calon independen yang ingin ikut bertarung pada pilpres, Jimly menuturkan, masih belum bisa diterapkan. Namun justru hal itu berbeda dengan pelaksanaan pemilihan Kepala Daerah (pilkada) yang membolehkan calon independen ikut serta.
"Indonesia dapat belajar lebih baik lagi mengenai demokrasi dari negera lainnya seperti Amerika Serikat dan Rusia," Jimly melanjutkan.
Sementara Ketua Koordinasi Luar Negeri dan Hankam ICMI, Yasril Ananta Baharuddin mengatakan bahwa model demokrasi di setiap negara berbeda-beda, seperti Indonesia yang mengimplementasikan demokrasi Pancasila.
"Harus tetap menjadikan itu (demokrasi Pancasila) sebagai penguat bila ingin mempelajari demokrasi negara lain," pesan Yasril.