Penggabungan Kemenristek-Kemendikbud: Dikritik PKS Diapresiasi Demokrat

MONITORDAY.COM - Penggabungan Kemenristek ke Dalam Kemendikbud memancing respon Anggota DPR RI.
Fraksi PKS menilai penggabungan tersebut merupakan kebijakan yang membingungkan. Anggota DPR RI asal Fraksi PKS Mulyanto menganggap kebijakan tersebut adalah langkah mundur. Menurutnya seharusnya pemerintah belajar dari tidak efektifnya Kemenristekdikti pada periode pertama masa kepemimpinan Presiden Jokowi.
"Ternyata dalam pelaksanaannya tidak berjalan efektif, sehingga fungsi ristek dikembalikan lagi ke Kementerian Ristek dan fungsi pendidikan tinggi dikembalikan ke Kementerian Dikbud, Dan sekarang Pemerintah melakukan hal yang sama untuk sesuatu yang sudah dikoreksi dengan membentuk Kemndikbud-Ristek. Tentu keputusan ini sangat membingungkan," ujar Mulyanto.
Mulyanto menambahkan bahwa kebijakan itu tidak akan efektif karena perlu waktu untuk adaptasi dan koordinasi sebuah lembaga baru.
Ia memperkirakan butuh waktu sekitar 2-3 tahun untuk proses adaptasi. Padahal, pemerintahan Jokowi secara efektif hanya menyisakan dua tahun lagi.
"Maka praktis kementerian baru ini tidak akan efektif bekerja di sisa usia pemerintahan sekarang ini," kata dia.
Sementara itu, politikus Partai Demokrat Dede Macan Yusuf menyambut positif kebijakan penggabungan Kemendikbud dengan Kemenristek. Dia beralasan bahwa selama ini dunia pendidikan kurang peneliti.
“Proses penelitian kita ini sebut saja jurnal-jurnal praktis di luar negeri itu (jarang) sekali mengutip jurnal dari Indonesia. Artinya penelitian kita dianggap belum menjadi referensi bagi orang yang akan melakukan penelitian,” tegas Dede Yusuf.
Dede Yusuf melanjutkan, selama ini anggran penelitian di Indonesia juga sangat kecil. Hal ini membuat kampus, dan perguruan tinggi negeri di Indonesia tidak memiliki hasil penelitian atau tembus ke katagori level nobel.
“Artinya penelitian kita didorong dan diseriusin. Padahal kita lihat mahasiswa kita, peneliti kita, sering menemukan hal bagus dan membutuhkan penelitian yang lebih lanjut,” tutur Dede.