Pengamat Soroti Kinerja Kementan di Masa Pandemi

MONITORDAY.COM - Kekompakan dan kinerja jajaran Kementerian Pertanian (Kementan) yang terus berupaya meningkatkan ekspor pertanian di masa pandemi layak diberikan apresiasi.
Pengamat pangan sekaligus Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Sujarwo mengacu data Badan Pusat Statistik (BPS) merilis ekspor pertanian di bulan November 2020 mengalami kenaikan sebesar 6,33 persen secara month on month (MoM) dan sebesar 33,33 persen secara year on year (YoY).
"Kenaikan ini merupakan yang tertinggi selama tahun 2020, bahkan tertinggi sejak Oktober 2018 karena kontribusi pada November 2020 terhadap total nilai ekspor mencapai 13,64 persen," ujar Sujarwo di Jakarta, Rabu (16/12/2020).
Sujarwo menilai peningkatan tersebut merupakan pendorong bagi tumbuh kembangnya ekspor pertanian di periode berikutnya sampai titik penghabisan di akhir tahun mendatang.
Dikatakan Sujarwo, capaian ini menunjukkan bahwa kerja keras dan strategi pembangunan yang dirancang Kementan sukses dan terus membuahkan hasil.
"Keberhasilan ini harus menjadi pembelajaran dan langkah strategis kedepannya agar Kementan mampu menguatkan pondasi ekonomi bangsa. Harus diakui bahwa sektor pertanian adalah pondasi dasar ekonomi nasional dan menjadi tumpuan untuk melakukan modernisasi ekonomi bangsa Indonesia," ujarnya.
Seperti diketahui, Kementan menargetkan ekspor pertanian Indonesia meningkat hingga encapai Rp 1.800 triliun dari total Rp 550 triliun pada 2019. Keberhasilan target ini dicanangkan hingga akhir tahun 2024 mendatang.
Dalam susunan strateginya, Kementan memiliki lima kebijakan yang disusun secara terukur. Pertama, kementan berupaya meningkatkan volume ekpor. Kedua, menambah negara mitra dagang baik bilateral maupun multilateral. Ketiga, mendorong pertumbuhan eksportir baru. Keempat, menambah ragam komoditas ekspor dan kelima berupaya meningkatkan frekuensi pengiriman layanan ekspor.
Sujarwo mengatakan, ada dua faktor pendukung sustainabilitas produksi yang selama ini berjalan dengan baik di Kementerian Pertanian. Pertama adalah faktor tenaga kerja yang masih relatif tersedia dan keunggulan komparatif dari produksi pertanian yang sangat menguntungkan.
Terlebih lagi, dampak pandemi Covid-19 telah memberikan efek negatif pada hampir semua sektor. Namun dalam posisi ini, sektor pertanian justru memiliki momentum kebangkitan ekspor dan peningkatan produksi.
"Flexibilitas sistem produksi pertanian dan pasar di Indonesia justru menjadi berkah dan memiliki agility dalam merespon perubahan, selain tidak dapat dipungkiri karena modal dasar bawaan (endowment) pertanian di Indonesia memang sudah sangat baik, ditunjang semakin tumbuhnya kesadaran untuk komitmen pada kualitas," pungkasnya.