Pengamat: Moratorium Impor Beras Presiden jadi Momentum Perbaikan Pangan Nasional

Pengamat: Moratorium Impor Beras Presiden jadi Momentum Perbaikan Pangan Nasional
Presiden RI Joko Widodo/net

MONITORDAY.COM - Mencuat polemik pro dan kontra terhadap isu impor beras, akhirnya mendorong Presiden Jokowi untuk mengambil keputusan tegas.

Pada Jum’at (26/3) lalu, Presiden Jokowi telah memutuskan tidak ada impor, setidaknya dipastikan kebijakan impor batal. Dikarenakan bersamaan dengan waktu panen. Meskipun Presiden tidak menampik bahwa ada kesepahaman impor beras dengan Thailand dan Vietnam. Hal itu adalah untuk berjaga-jaga atas pasokan nasional beras

Berkenaan dengan keputusan Presiden Jokowi, Pengamat Kebijakan Abi Rekso mengapresiasi penuh. Ketegasan Presiden Jokowi adalah langkah efektif menutup debat impor dikalangan pejabat pemerintahan. 

Abi Rekso menilai bahwa moratorium impor beras berdampak positif dua arah. Pertama, memberi jaminan pada rakyat bahwa impor tidak akan terjadi pada masa panen petani. Kedua, menutup perdebatan antara institusi pemerintah. 

“Sekarang bolanya ada pada Bulog. Saatnya Pak Budi Waseso melakukan diskresi yang cepat dan tepat. Bulog harus berfikir keras untuk mampu menyerap gabah-gabah petani yang tinggi kadar basah,” kata Abi Rekso, dalam keterangan tertulis, Minggu (28/3/2021). 

Dalam pembuatan kebijakan di level kementerian dan lembaga, memang sulit sepenuhnya sampai secara presisi masyarakat. Ditambah kelompok masyarakat juga punya banyak kepentingan dan persepsi. 

“Keputusan Presiden harus dijadikan momentum untuk betul-betul memperkuat sektor pangan nasional. Saatnya, revitalisasi kelembagaan, reintegrasi data, dan reduksi ego sektoral. Apa yang sudah dilakukan Menteri Erick terkait BUMN Holding Pangan, adalah contoh kongkrit untuk melakukan tiga hal diatas” jelas Abi Rekso. 

Dirinya memaknai bahwa moratorium impor ini sekaligus momentum perbaikan sekma pangan nasional. Bulog perlu mencari solusi dari gabah tinggi kadar air. Sekaligus menjadi pembuktian nyata bahwa Bulog memiliki solusi kongkrit untuk petani setelah pemerintah batalkan impor. 

“Kita berterimakasih kepada Presiden Jokowi mendengarkan kegelisahan petani. Namun juga kita menanti aksi-aksi nyata Kepala Bulog Buwas untuk menyerap gabah petani” tutup Abi Rekso.