Pengadaan Buku untuk Pendidikan yang Merata dan Berkualitas

Bukunya diborong, dibeli saja oleh pemerintah, lalu didistribusikan kepada masyarakat.

Pengadaan Buku untuk Pendidikan yang Merata dan Berkualitas
Mendikbud Muhadjir Effendy (Monday Review/Toni Dwi Saputra)

MONDAYREVIEW.COM – Pada Hari Pendidikan Nasional yang diperingati pada 2 Mei 2017, tema yang diusung adalah “Percepat Pendidikan yang Merata dan Berkualitas”. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengajak semua pemangku kepentingan di dunia pendidikan melakukan reformasi pendidikan nasional. Hal itu penting dilakukan untuk meratakan kualitas pendidikan di seluruh Indonesia.

Menurut Muhadjir, salah satu pintu masuk reformasi adalah program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dan Gerakan Literasi Nasional (GLN). Program ini tidak hanya diterapkan di sekolah yang ada di perkotaan, tapi juga di seluruh pelosok Tanah Air, yang melibatkan pemerintah, dunia pendidikan, dan masyarakat. Setidaknya ada 1.500 sekolah di jenjang pendidikan dasar (SD-SMP) di Indonesia yang dijadikan percontohan penerapan program ini.

Untuk mendukung Gerakan Literasi Nasional, Badan Bahasa berupaya meningkatkan budaya membaca, antara lain melalui penyediaan bahan bacaan cerita rakyat sebagau pendamping buku utama.

 “Sebagai contoh, tahun lalu kami sudah menerbitkan 170 buku cerita rakyat untuk kategori SD, SMP, dan SMA/SMK. Keberadaan buku-buku cerita ini diharapkan mampu mengurangi kekurangan bahan bacaan di sekolah, keluarga, dan masyarakat,” ujar Dadang Sunendar yang menjabat sebagai Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud.

Tak hanya dari lingkup pemerintah, dukungan agar pendidikan merata dan berkualitas juga diharapkan oleh pegiat literasi Gol A Gong.

“Masyarakat secara luas sudah membantu program pemerintah dengan taman bacaan dan komunitas literasi bisa mengakses buku-buku itu dengan gratis. Nah PR yang harus dibenerin gimana buku harus murah. Disubsidi jika perlu. Lalu misalnya setiap penulis harus disubsidi misalnya buku-bukunya dibeli. Bukunya diborong, dibeli saja oleh pemerintah, lalu didistribusikan kepada masyarakat,” ungkap Gol A Gong yang aktif mengelola sanggar Rumah Dunia di Serang, Banten, saat ditemui di Festival dan Lomba Literasi PKLK 2017.