Pemimpin Sang Panglima
Kecerdasan dalam memilih pemimpin dan kecerdasan seorang pemimpin adalah suatu keharusan

DIKISAHKAN ketika Khalid bin Al-Walid sedang melakukan perang di Irak. Abu Bakar sebagai khalifah kaum muslimin saat itu mengutus pasukan untuk menaklukan negeri Syam dengan Abu Ubaidah bin Al-Jarrah sebagai komandan. Jumlah pasukan yang dikerahkan Abu Bakar sebanyak 24.000 orang untuk menghadapi tentara romawi.
Kemudian diketahui bahwa jumlah tentara Romawi sebanyak 120.000 personil dan telah berhimpun di Yarmuk, maka Abu Ubaidah mengirim surat kepada Abu Bakar untuk meminta penambahan pasukan. Maka Abu Bakar meminta Khalid bin Al-Walid agar segera menyusul bersama sejumlah tentara untuk bergabung dengan pasukan Abu Ubaidah di negeri Syam dan Abu Bakar meminta kepada Khalid bin Walid agar mencari pengganti dan dia menjadi komandan dalam peperangan di Irak. “Engkau akan menjadi komandan di sana,” instruksi dari Abu Bakar.
Maka Khalid segera berangkat ke Syam bersama tambahan pasukan sebanyak 9500 personil dengan Rafi bin Umarah At-Thai, sedangkan yang menggantikan Khalid adalah Mutsanna bin Haris. Ia menempuh jalan yang tidak biasa dilewati, yaitu menembus lembah dan menaiki gunung yang menjadikan unta yang dinaikinya kehausan, lalu ia menyembelihnya untuk meminum air yang disimpan dalam perut unta-unta tersebut. Karena unta memiliki bagian tubuh yang dapat menyimpan air. Lalu mereka menyantapnya, dan akhirnya mereka sampai di tempat tujuan setelah menempuh perjalanan selama lima hari.
Apa yang dilakukan Khalid ini adalah bukti kecerdasannya sebagai panglima, dimana jika ia tidak menyembelih unta tersebut, mungkinlah mereka akan mati kelaparan. Kecerdasan dalam memilih pemimpin dan kecerdasan seorang pemimpin adalah suatu keharusan, sehingga kita tidak akan masuk kedalam lubang yang salah. Dengan adanya seorang pemimpin yang cerdas, berani dan tegas dibingkai dengan aqidah yang kuat, akan menjadi solusi bagi setiap permasalahan. Kita semua akan merasa lebih tenang dan akan lebih mudah meraih kesejahteraan dan keberhasilan.
Sebagaimana Allah Swt. berfirman: “Kami telah menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami dan telah Kami wahyukan kepada, mereka mengerjakan kebajikan, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan hanya kepada Kamilah mereka selalu menyembah.” (Qs.Al-Anbiya [21]:73).