Pemerintah Dorong Hilirisasi, Bahlil: Ada yang Main-main untuk Tidak Mau Proses Ini Terjadi

MONITORDAY.COM - Pemerintah sedang mendorong agar investasi yang terjadi di Indonesia dapat melahirkan substitusi impor dan hilirisasi.
Demikian disampaikan Menteri Investasi Bahlil Lahadalia dalam konferensi pers, Rabu (1/12/2021).
Meski demikian, ia mengatakan ada saja pihak yang tak ingin rencana itu terealisasi.
"Saya ingin mengatakan ini bukan hal gampang. Saya tahu ada yang main-main untuk tidak mau proses ini terjadi," kata Bahlil dalam konferensi pers, Rabu (1/12/2021).
Tak disebutkan secara eksplisit pihak yang dimaksud, Bahlil menyebutkan pihak-pihak tersebut mencoba menghalangi rencana pemerintah melakukan hilirisasi pada industri nikel dan batu bara kalori rendah.
"Mereka ingin Indonesia hanya mengekspor barang mentah," sebutnya.
Selain itu, Bahlil mengatakan belakangan pemerintah tengah berupaya menggaet investasi untuk mewujudkan berbagai rencana hilirisasi tersebut.
Misalnya, saja dengan adanya nota kesepahaman sekitar US$ 15 miliar dengan Airproduct beberapa waktu lalu untuk membangun hilirisasi batu bara dan gas.
"Tahu enggak kita sekarang impor gas elpiji tiap tahun 5,5-6 juta ton," ucap Bahlil.
Dari elpiji tersebut saja pemerintah sedikitnya menggelontorkan hampir Rp 60-70 triliun. Maka dari itu, dia mengatakan hilirisasi batu bara kalori rendah menjadi DME menjadi penting.
"Ini kita sudah akan mulai untuk menggantikan substitusi impor kita. Ini peluang negara kita untuk keluar dari jebakan pendapatan menengah," sebut Bahlil.
Lalu, Bahlil mengatakan rencana hilirisasi juga telah dimulai dari produk nikel. Dalam hal ini, pemerintah berencana untuk membuat ekosistem baterai kendaraan listrik dari hulu sampai hilir di Tanah Air.
"Itu hulu ke hilir, tambang, smelter, precursor, katode, sel baterai, sampai mobilnya. Itu salah satu yang pertama di dunia akan kita bangun, negara lain belum. Ingat 40 persen komponen mobil ada di baterai, mobil 60 persen," jelasnya.