Pelaksanaan Asesmen Nasional Tahun Ini Berlangsung Secara Adaptif dan Fleksibel

MONITORDAY.COM - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) berencana akan menggelar Asesmen Nasional (AN) pada September-Oktober 2021.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) dan Perbukuan, Kemendikbudristek, Anindito Aditomo menjelaskan pelaksanaan AN tahun ini berlangsung secara adaptif dan fleksibel seiring kondisi pendemi di berbagai daerah di Tanah Air.
Pada pelaksanaan Asesmen Nasional, Kemendikbudristek mengikuti kebijakan makro pemerintah tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
"AN hanya akan dilakukan jika di daerah itu sudah boleh Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Terbatas. Kalau daerah sudah boleh PTM Terbatas, secara logis seharusnya melakukan AN juga," kata Anindito dalam keterangan tulis yang diterima redaksi sebagaimana dikutip, Rabu (25/8/2021).
Terkait hal ini, protokol kesehatan yang berlaku pada pelaksanaan AN sejalan dengan PTM terbatas, yaitu sesuai dengan Surat Keputusan Bersama (SKB) Empat Menteri.
Dalam hal ini, Kemendikbudristek meminta satuan pendidikan untuk menyampaikan informasi dan tujuan pelaksanaan AN ini kepada orang tua secara komprehensif bagi yang anaknya terpilih menjadi peserta.
Adapun bagi wilayah yang belum bisa melaksanakan AN tahun ini akan diagendakan pada Februari, Maret, dan April tahun 2022.
Lebih lanjut, Anindito menyebutkan, peserta didik akan dipilih secara acak dari pusat supaya mewakili populasi siswa di sekolah tersebut dan mereka yang terpilih diharapkan dapat mengikuti AN sesuai jadwal yang akan disampaikan secara detail lebih lanjut.
Apabila peserta didik terpilih menjadi peserta AN namun sakit/bergejala seperti Covid-19, memiliki penyakit komorbid, atau tidak bisa melakukan perjalanan ke sekolah dengan aman, maka mereka bisa digantikan oleh peserta didik lain yang menjadi cadangan.
Dalam hal ini, pemerintah daerah (pemda) bertugas berkoordinasi dengan satuan pendidikan dalam pelaksanaan gladi bersih dan hari-H. Selain itu, pemda juga melakukan pelatihan untuk setiap satuan pendidikan di masing-masing provinsi dan kota/kabupaten.
"Satuan pendidikan perlu berkoordinasi dengan pemda dan mengalokasikan dana BOS-nya untuk keperluan pelaksanaan AN, khususnya di wilayah yang sudah memungkinkan untuk menyelenggarakannya secara berjenjang," jelasnya.
Diketahui, Mendikbudristek Nadiem Makarim sebelumnya telah memutuskan untuk menunda pelaksanaan Asesmen Nasional (AN) 2021 yang sedianya dihelat pada pertengahan tahun ini.
Nadiem menyampaikan, alasan penundaan tersebut lantaran tren jumlah kasus positif Covid-19 tak menunjukkan penurunan. Meski ditunda, bukan berarti pelaksanaan AN tak dilaksanakan pada tahun ini.
Ia mengatakan pihaknya menggeser pelaksanaan AN ke bulan September-Oktober 2021.
Terdapat pertimbangan tersendiri bagi Nadiem untuk memilih menunda pelaksanaan AN ketimbang meniadakannya di tahun 2021 ini.
Mantan Bos Gojek ini mengatakan, jika 2021 AN ditiadakan layaknya Ujian Nasional (UN) pada 2020, maka pihaknya akan kesulitan untuk mengevaluasi kondisi sekolah-sekolah di Tanah Air.
"Kalau 2021 pun kalau misalnya tidak dilaksanakan, kita tidak akan punya daya point base lain. Artinya kita tidak akan bisa mengetahui mana sekolah-sekolah atau daerah-daerah yang paling tertinggal," sebut Nadiem Makarim dalam rapat bersama Komisi X DPR RI, Jakarta, Rabu (20/1/2021).
Menurut Nadiem, kika seperti ini pihaknya bakal kelimpungan untuk membuat rencana penganggaran untuk bantuan bagi sekolah yang membutuhkan.
"Kalau kita tidak bisa mengetahui mana sekolah-sekolah yang paling tertinggal, kita tidak bisa membuat strategi penganggaran, strategi bantuan untuk sekolah-sekolah yang paling membutuhkan bantuan kita," ungkapnya.
"Inilah alasan terpenting harus ada baseline terhadap Asesmen Nasional di tahun 2021," sambung Nadiem.
Dia berpendapat hasil AN 2021 bakal digunakan sebagai patron untuk melihat kualitas pendidikan di Indonesia pada tahun selanjutnya.
"Dan kita bisa melihat perbandingannya dengan nanti 2022, apakah ada peningkatan, apakah stagnan," ujar Nadiem.