Pegiat Sosmed dan Kepemudaan Maknai Tahun 2022 Sebagai Selebrasi dan Refleksi 

Pegiat Sosmed dan Kepemudaan Maknai Tahun 2022 Sebagai Selebrasi dan Refleksi 
Dosen STKIP Muhammadiyah Bogor, Rudi Haryono (Dok: Istimewa)

MONITORDAY.COM - Tanpa terasa, hari ini sudah di tahun baru 2022. Ada selebrasi yang dilakukan dengan kedatangan tahun baru, berupa perayaan, refleksi dan evaluasi. 

Demikian disampaikan oleh Dosen STKIP Muhammadiyah Bogor, Rudi Haryono perihal tahun baru 2022, Sabtu (1/1/2021)

Menurut Rudy, bagi mereka yang merayakan tahun baru dengan sejumlah kegiatan, biasanya dari golongan yang beranggapan bahwa tahun baru itu sebagai sebuah pencapaian (achievement) dalam hidup yang harus dirayakan dan diramaikan karena periodic waktu yang cukup lama yaitu setahun sekali. 

Selain itu, golongan yang merayakan tahun baru dengan selebrasi tertentu yang menghabiskan banyak anggaran, biasanya dari golongan mapan (the have), selebiritis, public figure dan mereka yang terbiasa dengan rutinitas kehidupan yang metro dan dalam lingkungan yang secara status sosial dekat dengan budaya cosmopolitan.

Dan ada juga golongan lain ada yang menyambut tahun baru dengan self-reflection. Mereka umumnya menyambut tahun baru dengan cara melakukan perenungan atau muhasabah atas pergantian waktu atau tahun yang terjadi. Golongan ini menganggap bahwa pergantian tahun baru merupakan sebuah hal yang harus dijadikan pelajaran dan diambil hikmahnya bahwa terjadinya tahun baru hakikatnya adalah pengurangan “kuota” umur kehidupan di dunia yang sementara. 

Hal tersebut juga dimaknai sebagai sebuah upaya untuk merenungkan sejauh mana kualitas dalam memaknai kehidupan sesuai dengan ketentuan Tuhan.

Menurut Pegiat Sosial Pendidikan dan Kepemudaan ini bahwa perayaan juga sebagai bentuk kebahagiaan bercampur harapan akan tercapainya target hidup dan harapan yang baru dan lebih baik pada tahun yang baru. 

Simbol-simbol perayaan tahun baru seperti kembang api, music show, momentum hitung mundur (countdown), meniup terompet, pesta dan berkumpul (gathering) secara berkelompok sesuai komunitas masing-masing dan menghabiskan malam tahun baru dengan party. 

Penyikapan pergantian tahun baru secara berbeda di atas tentunya sesuai dengan pengalaman kehidupan, lingkungan sosial dan pemahaman individu dalam memandang hakikat kehidupan. 

Perbedaan tersebut tentunya juga merupakan sebuah sunnatullah bahwa memang manusia memiliki kebebasan (freedom) dalam menentukan pilihan –pilihan hidupnya disamping juga  Tuhan secara tertulis telah menggariskan batasan-batasan dan juga rambu-rambu kehidupan yang sejatinya manusia taati. 

Bagaimana pun, pergantian tahun baru 2022 menjadi momentum juga sebuah kesempatan untuk bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa untuk  terus melakukan dan mengisi kehidupan dengan lebih bermakna. 

"Entah tahun baru atau tidak, kita tidak akan tahu bakal mengalami lagi pergantiannya, hanya Tuhan yang tahu," terang Rudy.

Dalam kebaruan biasanya selalu terselip spirit baru, harapan, kegembiraan dan nuansa baru. Kehidupan yang terus berjalan tanpa pause dan replay adalah sebuah tantangan tersendiri bagi umat manusia. 

Rudy pun kembali menegaskan bahwa tugas manusia untuk terus berupaya memperbaiki diri dalam mengisi kehidupan dengan hal yang positif dan bermanfaat.

Tuhan telah mengajari hambaNYA dalam kehidupan di dunia yang fana ini adalah merugi, kecuali mereka yang beriman dan beramal sholeh dan saling menasehati dalam hal kebenaran dan kesabaran. 

"Selamat tahun baru 2022, semoga apa-apa yang kita targetkan di tahun baru ini dapat tercapai demi kehidupan individual dan kolektif sosial yang lebih baik demi terwujudnya sebuah peradaban yang lebih sejahtera dan humanis. Semoga pelajaran hidup di tahun 2021 semakin mendewasakan kita untuk lebih arif dan bijak dalam mengambil keputusan hidup yang lebih baik untuk pribadi, keluarga dan masyarakat," pungkas Rudi seraya berucap  Happy New Year 2022.