Tingkatkan Kualitas Guru, Pemkab Tangerang Gelar Workshop Gerakan Sekolah Menyenangkan
Apapun statusnya para guru memiliki orientasi memajukan dunia pendidikan,

MONITORDAY.COM - Pemerintah Kabupaten Tangerang menggelar 'Workshop Gerakan Sekolah Menyenangkan' di Pendopo Bupati Tangerang, Kota Tangerang, Selasa (3/11). acara yang diikuti para kepala sekolah dan pengawas dari 70 sekolah di Kabupaten Tangerang ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas guru dalam memperkuat karakter para siswa di sekolah-sekolah di Kabupaten Tangerang.
"Saya kira sudah bukan zamannya siswa dituntun terus (oleh guru). Oleh karena itu guru harus mencoba berinovasi dan berkreasi berdasarkan karakter (para siswa) sendiri," kata Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tangerang, Syaifullah dalam sambutannya.
Syaifullah mengungkapkan, sudah menjadi program Bupati Tangerang, Ahmed Zaki Iskandar, untuk memperkuat karakter para siswa di sekolah-sekolah di Kabupaten Tangerang. Oleh karena itu, Pengawas harus dilibatkan karena mereka mencakup sekolah-sekolah negeri dan swasta. Sedangkan peningkatan kualitas guru, lanjutnya, tidak melihat mana guru PNS mana guru honorer.
"Karena apapun statusnya para guru memiliki orientasi memajukan dunia pendidikan," kata Syaifullah.
Sementara itu, Asda 1 Bidang Pemerintahan dan Kesejahtraan Rakyat Kabupaten Tangerang, Heri Heryanto, mengungkapkan upaya membangun karakter di sekolah merupakan tugas berat. Apalagi saat ini, terdapat data Badan Pusat Statistik (BPS) bahwa Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Tangerang menduduki peringkat 145, jauh di bawah dua wilayah tetangga, Kota Tangerang Selatan (14) dan Kota Tangerang (53).
"Pembangunan fisik (di Kabupaten Tangerang) boleh sudah bagus, namun untuk mindset masih perlu didorong," kata Heri.
Senada dengan itu, Pendiri Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM), Muhammad Nur Rizal, mengatakan fokus guru saat ini seharusnya adalah bagaimana mengembangkan karakter serta mengembangkan potensi para siswa didik.
"Paradigma para guru harus berubah secara radikal dan revolusioner. Karena menghadapi masa depan para siswa tidak cukup hanya dibekali pengetahuan dan ijazah seperti siswa zaman dulu," kata Rizal.