PBNU Balik Badan Dukung Kebijakan FDS, Ini Alasannya
NU merupakan ormas yang paling bersuara keras menolak kebijakan lima hari sekolah.

MONDAYREVIEW.COM – Setelah bersuara keras menolak program pendidikan penguatan karakter melalui kebijakan lima hari sekolah atau yang dikenal dengan istilah full day school, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) balik badan bersepakat mendukung kebijakan tersebut.
Kebijakan tersebut akan dikeluarkan oleh Presiden Joko Widodo melalui Peraturan Presiden (Perpres) tentang pendidikan karakter atau sekolah lima hari pada Rabu 6 September 2017 besok.
“Iya besok, besok saya ke sini lagi (Istana) dengan Muhammadiyah dengan ulama akan mengeluarkan, presiden akan mengeluarkan Perpres tentang pendidikan karater,” Kata Said Aqil di Istana Negara.
Seperti jamak diketahui, NU merupakan ormas yang paling bersuara keras menolak kebijakan lima hari sekolah yang digagas oleh pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Mereka berdalih dengan adanya kebijakan tersebut akan “membunuh” pendidikan di madrasah diniyah yang selama ini sudah berjalan.
Bahkan saking kerasnya ketua PBNU, Said Aqil pernah menyatakan komitmennya untuk menolak berkompromi dengan pemerintah dengan kebijakan pemerintah tersebut.
Perubahan sikap PBNU tersebut tentunya memiliki alasan tersendiri. Said mengatakan setelah membaca isi dari Perpres tersebut ternyata tidak akan mematikan madrasah diniyah yang selama ini mereka khawairkan. Justru madrasah diniyah akan mendapat bantuan dari tiga kementerian terkait, yakni Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Agama dan Kemenristek Dikti.
"Semua menteri, Mendikbud, Menag, maupun Dikti harus mendukung pendidikan karakter yang sudah berjalan yaitu madrasah diniyah, swasta di bawah swadaya masyarakat tetap berjalan. Bahkan didukung," jelasnya.
Tak hanya itu, untuk madrasah diniyah yang salama ini para gurunya digaji dari swadaya, kemungkinan akan mendapatkan dana dari pemerintah. Melalui program pendidikan karakter ini.