Dampak Ilmuwan Kembangkan Vaksin Corona, Harga Minyak Mentah Dunia Naik
Harga minyak Brent untuk kontrak April 2020 naik 2,45% ke level US$ 55,28 per barel. Bahkan, harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Maret 2020 naik 0,61% menjadi US$ 51,06 per barel.

MONITORDAY. COM - Harga minyak mentah dunia pada Kamis (06/02/2020) mengalami kenaikan setelah tersiar kabar di media yang menyatakan para ilmuwan sedang mengembangkan vaksin untuk mengobati virus corona.
Hal tersebut juga didukung oleh organisasi negara pengekspor minyak (OPEC) yang mempertimbangkan pemangkasan produksi guna mengatasi potensi tekanan harga minyak global.
Dikutip dari Bloomberg, harga minyak Brent untuk kontrak April 2020 naik 2,45% ke level US$ 55,28 per barel. Bahkan, harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Maret 2020 naik 0,61% menjadi US$ 51,06 per barel.
Diketahui, wabah tersebut telah menewaskan hampir 500 orang serta membuat aktivitas ekonomi global dan permintaan minyak terbebani. Selain itu, perusahaan minyak Tiongkok yakni Sinopec juga memangkas produksinya karena turunnya permintaan akibat wabah ini.
“Orang dapat melihat seberapa baik solusi medis atau indikasi bahwa kita telah mencapai titik balik dalam perkembangan wabah virus,” kata analis BNP Paribas, Harry Tchilinguirian dilansir dari Reuters, Kamis (06/02/2020).
Sementara itu, Surat kabar asal Tiongkok yakni Changjiang Daily, melaporkan bahwa tim peneliti yang dipimpin Profesor Li Lanjuan dari Universitas Zhejiang, mengindikasikan obat Abidol dan Darunavir dapat menghambat perkembangan virus ini.
Selain itu, Sky News melaporkan ilmuwan Inggris membuat terobosan signifikan untuk menemukan vaksin. Menurutnya, cara tersebut dengan mengurangi waktu pengembangan vaksin normal dari dua hingga tiga tahun menjadi hanya 14 hari.
Konsultan ekonomi kenamaan yakni Capital Economics juga memperkirakan konsumsi minyak di Tiongkok akan turun 10% pada kuartal I 2020.
“Ini berdasarkan perkiraan bahwa ekonomi Tiongkok hanya mencapai 3% pada kuartal I 2020,” dalam keterangan tertulisnya Capital Economics.
Selanjutnya, OPEC dan sekutunya termasuk Rusia juga telah membahas dampak virus corona terhadap permintaan minyak dunia. Namun Rusia memberi sinyal bahwa mereka tak mendukung pemangkasan produksi lebih jauh.