Pakar Sains Sebut Obat Covid-19 Punya Tiga Mekanisme Kerja Bagi Tubuh

Pembuatan dan penggunaan obat untuk Covid-19 ini memiliki kategori yang berbeda-beda.

Pakar Sains Sebut Obat Covid-19 Punya Tiga Mekanisme Kerja Bagi Tubuh
ilustrasi/Net

MONITORDAY.COM - Pakar sains dari AIM Biologicals Groups, Dr Fadhil Ahsan menegaskan, tidak semua obat Covid-19 memiliki fungsi atau target sasaran yang sama terkait virus corona SARS-CoV-2, penyebab Covid-19.

"Pembuatan dan penggunaan obat untuk Covid-19 ini memiliki kategori yang berbeda-beda," ujarnya dalam diskusi daring bertajuk Riset dalam Menemukan Vaksin dan Obat Anti Covid-19, Jumat (15/5/2020) lalu.

Fadhil menyebutkan setidaknya, ada tiga mekanisme kerja obat antivirus untuk Covid-19 ini. Pertama, menghambat masuknya virus pada mekanismenya, obat-obatan yang memang difungsikan dalam kategori menghambat masuknya virus, akan bekerja untuk memblokir masuknya virus ke dalam sel.

"Seperti sistem terapi plasma konvalesen, yang difungsikan untuk memblokir virus-virus SARS-CoV-2 sehingga tidak masuk ke sel-sel paru," katanya.

Ia menjelaskan, contoh obat kategori ini adalah cocktail antibodi yang dipilah dari plasma konvalesen dan kemudian diperbanyak.

"Jadi, target sasaran pengobatannya lebih spesifik lagi, utamanya adalah spike protein dari virus tersebut. Selain cocktail antibodi, frontiler obat antivirus lainnya yang berfungsi untuk menghambat masuknya virus ke dalam sel adalah APNO1 (rekombinan ACE-2) dan DAS181 (rekombinan sialidase atau nebulized).

Kedua, menghambat replikasi virus Obat-obatan pada kategori ini bekerja ketika virus SARS-CoV-2 sudah masuk ke dalam sel paru-paru. Mereka menghambat replikasi atau beberapa langkah dari virus tersebut dengan cara seperti uncounting dan pengeluaran virus dari sel itu.

"Sebagian besar obat-obatan antivirus spektrum luas berada dalam kategori menghambat replikasi virus. Dari 80 obat antivirus spektrum luas, beberapa contoh obat yang masih dikembangkan pada fase 3 untuk penanganan Covid-19 adalah Remdesivir, Arbidol, Tamiflu, Avigan, Kaletra/Aluva, ASC09, Truvada dan BTL-tml. Baca juga: Update Corona 20 Mei: 4,98 Juta Orang Terinfeksi dan 1,95 Juta Sembuh," terangnya.

Ketiga, meredam peradangan akibat infeksi Secara farmatologi, obat-obatan pada kategori terakhir ini tidak termasuk antivirus secara langsung karena tidak menyasar pada virusnya, tetapi lebih ke arah meredam peradangan atau mengurangi inflamasi yang diakibatkan oleh infeksi virus.

Fadhil menjelaskan, pada pasien yang memiliki kasus berat dari infeksi Covid-19 di paru, seperti badai sitokin; obat dalam kategori ini mencoba meredamnya agar kerusakan tidak berlanjut.

"Beberapa contoh obat kategori meredam peradangan yang disebutkan oleh Fadhil antara lain Anti interleukin 6, Aztemra atau tocilizumab, Sylvant dan Lenzilumab," ujarnya.