Paham Agama Jangan Setengah-setengah

MONITORDAY.COM - “…Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agamamu….” (QS. Al-Maidah: 3)
Ayat diatas menjadi penutup turunnya Al-Quran yang berjumlah enam ribuan ayat. Penting untuk digarisbawahi karena pada ayat diatas dinyatakan secara tegas bahwa hanya Islam agama yang diridhai Allah, sehingga Allah menjadikan Islam sebagai agama yang sempurna.
Menurut beberapa kitab tafsir, definisi agama sempurna yang dimaksud Allah adalah agama yang sudah lengkap hukum-hukum syariatnya. Karena melihat konteks ayat tersebut secara keseluruhan membahas tentang hukum halal dan haram.
Agama Islam adalah agama yang kompleks namun tidak menyulitkan. Syariat Islam dibuat kompleks tidak lain untuk mengatur segala aspek kehidupan manusia agar sejalan dengan kemaslahatan, sehingga datanglah kenyamanan dan kebahagiaan dalam menjalani hidup.
Sebagaimana yang kita yakini, ajaran islam tidak berhenti pada ritual saja, tapi juga spiritual dan sosial (muamalah). Itu kenapa Islam tidak boleh dipahami dengan setengah-setengah. Ibaratnya kalau kaki kita sudah basah terkena air laut, kenapa tidak untuk berenang bahkan menyelam dan mencari mutiara di dasar laut.
Pemeluk agama Islam wajib menerapkan prinsip “Totalitas tanpa batas” dalam berislam, karena tidak ada yang sulit dalam berislam jika kita menjalankannya secara totalitas/kaffah. Allah menfirmankan hal ini dalam ayat 208 surah Al-Baqarah, “Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam Islam secara kaffah (totalitas)….”
Yang dimaksud dengan totalitas itu artinya memahami lalu menjalankan seluruh ajaran islam, bukan hanya mengamalkan ajaran yang diinginkan saja dan menolak ataupun mengabaikan sebagian lainnya.
Tafsir Ibnu Katsir menjelaskan bahwa kaffah maksudnya Allah memerintahkan kepada hamba-hamba-Nya yang beriman kepada-Nya dan membenarkan Rasul-Nya, agar berpegang kepada seluruh tali Islam dan syariatnya, mengerjakan perintah-Nya, serta menjauhi semua larangan-Nya sekuat tenaga.
Asbabun Nuzul dari ayat ini diterangkan oleh sebuah riwayat dari Ibnu Jarir dari Ikrimah bahwasannya saat itu, ada segolongan orang yahudi yang menghadap ke Rasulullah Saw untuk menyatakan keimanannya. Namun, mereka masih ingin tetap menjalankan ritual yang biasa yahudi lakukan, seperti merayakan hari sabtu sebagai hari besar mereka dan membaca kitab taurat di malam hari. Atas dasar cerita orang yahudi di atas, akhirnya turunlah Surah Al-Baqarah ayat 208.
Sebagai agama yang sempurna dan kompleks, Islam mempunyai tiga pokok ajaran yang harus dipahami dan dijalankan secara totalitas, yaitu keimanan/keyakinan (spiritualitas), ibadah/syariat (ritual), dan akhlak (muamalah, sosial).
Dalam buku Ilm Ushul al-Fiqh karya Abdul Wahhab Khallaf disampaikan bahwa Islam kaffah mencakup pada tiga kelompok ajaran, yaitu akidah (ahkam al-i’tiqadiyah), amaliah (ahkam al-‘amaliah) dan akhlak (ahkam al-khuluqiyah). Ahkam al-‘amaliah dibagi lagi menjadi dua yaitu yang mengatur hubungan manusia dengan Allah (hablum minallah) disebut “ibadah” dan yang mengatur hubungan manusia dengan sesamanya (hablum minannas) disebut “mu’amalah.”
Kesempurnaan ajaran agama Islam yang mencakup tiga aspek, hendaknya tidak dipahami secara setengah-setengah lalu dipilah-pilih pelaksanannya. Agama bukan ilmu yang ketika selesai dipelajari, bisa ditinggal begitu saja. Agama ibarat nahkoda kehidupan, kemana kita melangkah, agama-lah yang menentukan arahnya. Sebagai nahkoda/pemimpin yang akan menuntun jalan kita pada kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat, maka segala instruksi agama harus dipahami, dipatuhi dan dijalankan dengan kaffah/totalitas.