Optimis Sektor Perikanan Bertahan di Tengah Pandemi Covid-19
Zulficar optimis, stok ikan dalam negeri masih aman, karena dalam tiga bulan ke depan jumlah ikan tangkap masih berpotensi produksi hingga sebesar 1,6 juta ton.

MONITORDAY.COM - Ditengah kelesuan berbagai sektor akibat pandemi Covid-19, optimisme akan ketahanan pangan nasional harus tetap dijaga. Termasuk sektor perikanan, perlu dilakukan berbagai upaya dan stimulus agar bidang ini tetap bertahan.
Demikian disampaikan Dirjen Perikanan Tangkap, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) M Zulficar Mochtar, dalam diskusi virtual Kopi Pahit yang digelar Monday Media Grup, pada Minggu (19/4).
Ia mengatakan, wabah corona telah mengancam banyak negara didunia terhadap potensi terjadinya krisis pangan. Akibat pandemi ini banyak bidang usaha yang jatuh terpuruk. Namun di samping itu ada juga yang bisa survive bertahan, salah satunya bidang perikanan.
Zulficar menjelaskan, meski dalam kondisi wabah, aktifitas bidang perikanan tangkap masih normal di seluruh Indonesia. Nelayan yang menjalankan profesinya setiap hari masih medapatkan hasil seperti biasa, bahkan ada yang over stok.
Di samping itu, pola konsumsi masyakarat akan kebutuhan makan ikan juga masih tinggi, karena 30-50 persen kebutuhan protein berasal dari ikan. Ini akan berpengaruh pada daya beli masyarakat terhadap ikan tangkap.
"Sejauh ini aktivitas nelayan kita masih relatif normal, cold storage penuh, produksi stabil dan potensi tangkapannya masih unggul," paparnya.
Karena itu, Zulficar pun optimis, stok ikan dalam negeri masih aman, karena dalam tiga bulan ke depan jumlah ikan tangkap masih berpotensi produksi hingga sebesar 1,6 juta ton. "Jadi Insya Allah sampai Juni ini stok ikan kita masih aman," tuturnya.
Meski begitu, masalah yang dihadapi saat ini adalah soal harga, distribusi, dan negara tujuan ekspor. Pandemi corona telah membuat harga ikan jadi turun, distribusi jadi sulit, serta banyak negara yang tidak bisa menerima ekspor ikan dari negara lain.
Karena itu, Zulficar mengatakan, pemerintah telah melalukan berbagai upaya untuk menanggulangi masalah tersebut. Seperti mempermudah perizinan melalui Sistem Informasi Izin Layanan Cepat (Silat), kesyahbandaran, kemudahan Surat Persetujuan Berlayar (SPB) hingga kemudahan ekspor.
"Karena tidak semua negara ekspor tutup. Ada beberapa komoditas ikan yang masih bisa kita ekspor. Karena itu kita permudah dengan perizinan ini yang bisa selesai dalam waktu satu jam," ujarnya.
Selain itu, pemerintah juga menggelar Program Bakti Nelayan untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19. Melalui program ini dilaksakan protokol penanggulangan virus, hingga pemberian sembako, masker dan multivitamin bagi nelayan.
Kemudian pemerintah juga memberikan stimulus agar para nelayan dan pengusaha bidang perikanan masih berproduksi di tengah pandemi. Seperti pemanfaatan Sistem Resi Gudang, hingga pembelian produk perikanan oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
"Semangat kami adalah semua nelayan dan ABK masih bisa melaut. agar mereka bisa sejahtera dan stok ikan nasional untuk menciptakan ketahanan pangan, juga supaya program makan ikan menjadi baik di masyarakat," ujarnya.
Karena itu, Zulfickar pun mengajak semua pihak ikut berupaya agar sektor perikanan tetap bertahan. Menurutnya, masukan dari banyak pihak seperti akademisi, LSM, masyarakat, mupun nelayan sendiri merupakan hal penting agar langkah yang diambil pemerintah bisa relevan.
"Gotong royong adalah kunci dari upaya untuk mengatasi pandemi yang belum pernah terjadi ini. mari kita mengambil peran, dan negara siap mengantisipasi pandemi ini," tandasnya.