Nelayan Kupang Kesusahan Evakuasi Bangkai Kapal, Pemerintah Sangat diharapkan Untuk Bantu

MONITORDAY.COM - Nelayan Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, memohon kepada pemerintah setempat agar segera mengevakuasi bangkai kapal yang rusak maupun yang tenggelam akibat diterjang badai siklon tropis Seroja.
"Ada puluhan bangkai kapal dan perahu di sekitar pesisir termasuk di tempat labuh kapal yang sampai hari ini belum dievakuasi atau dibersihkan," ujar nelayan Kota Kupang Stefanus Bogar, Jumat (16/4/2021).
Dari pendataan di lapangan terdapat belasan kapal yang tenggelam serta puluhan perahu 3 gross tonage (GT) yang rusak berat dan bangkainya masih berserakan di perairan setempat, hingga lebih dari satu minggu sejak badai Seroja pada 4-5 April 2021, belum ada petugas pemerintah yang dikerahkan untuk membantu mengevakuasi bangkai kapal-kapal itu.
"Yang membersihkan bangkai kapal itu individu nelayan sendiri, tetapi untuk kapal yang besar yang tenggelam itu sulit dievakuasi," tutur dia.
Setefanus meminta pemerintah agar mengerahkan petugas maupun peralatan untuk melakukan evakuasi agar para nelayan lain yang kapalnya masih selamat dari badai bisa kembali melaut dengan lancar, dengan mengevakuasi kapal-kapal itu maka nelayan juga bisa mengetahui apakah mesin kapal masih bisa diperbaiki atau rusak total dan tidak bisa digunakan lagi.
Sejalan dengan itu, Kepala Seksi Informasi dan Komunikasi Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kota Kupang Abdul Wahab Sidin juga meminta pemerintah kota agar segera mengevakuasi bangkai kapal yang menghambat aktivitas melaut para nelayan setempat.
"Jika bangkai-bangkai kapal ini dievakuasi maka olah gerak kapal nelayan lain yang selamat dari badai juga bisa leluasa untuk melaut," katanya.
Wahab Sidin menambahkan nelayan setempat saat ini mengalami kesulitan yang berlipat ganda, selain persoalan kerusakan, keberadaan bangkai kapal, maupun rumah mereka yang rusak akibat badai Seroja.
Untuk itu ia meminta pemerintah kota turun langsung ke lapangan untuk membantu nelayan, paling tidak mengatasi persoalan di laut yang saat ini masih terjadi.