Nabi Muhammad Mengajarkan Umatnya untuk Bekerja dan Mandiri

MONITORDAY.COM - Selain mengajarkan untuk taat beribadah kepada Allah, Nabi Muhammadi SAW sebagai Rasul ummat Islam pun menganjurkan umatnya untuk tidak lupa dengan urusan dunia, yakni bekerja dan mandiri secara ekonomi.
Demikian dikatakan Founder Monday Media Group Muchlas Rowi, saat memberi ceramah di Gerakan Subuh Mengaji, 'Aisyiyah Jawa Barat, yang disiarkan oleh TV Muhammadiyah pada Selasa (25/1) pagi.
Menurut dia, anjuran Nabi kepada umatnya untuk bekerja dan mandiri bukan isapan jempol belaka. Hal ini dapat dilihat dari beberapa riwayat hadist, di mana Nabi memberi apresiasi tinggi kepada orang-orang yang bekerja.
Muchlas mengutip hadist yang diriwayatkan oleh Bukhori-Muslim, yang mengisahkan Nabi ketika pulang dari Perang Tabuk dan bertemu dengan tukang batu yang sedang berjalan menuju Kota Madinah. Saat itu Nabi didampingi oleh sahabat Anshor, Saad bin Muadz.
"Rasulullah bertanya kepada si tukang batu Kenapa tanganmu keras. Lalu tukang batu itu menjawab: pekerjaan saya adalah membelah batu setiap hari, lalu batu itu dijual ke pasar dan hasilnya digunakan untuk menafkahi keluarga, Karena itulah tangan saya kasar".
"Mendengar jawaban itu rasulullah menggenggam tangan si tukang batu dan menciumnya, seraya berkata: inilah tangan yang tidak akan pernah disentuh oleh api neraka," jelas Muchlas, memaparkan hadist tersebut.
Menurut Muchlas, hal itu menunjukkan bahwa nabi memberikan penghargaan yang tingga kepada orang-orang yang bekerja. Namun di samping itu, penting juga diperhatikan bahwa pekerjaan itu harus juga dipastikan pekerjaan yang halal. Muchlas pun mengutip berapa hadist terkait hal itu.
Berusaha untuk mendapatkan penghasilan halal merupakan kewajiban di samping sejulah tugas lain yang telah diwajibkan (HR. Baihaqi).
Tidak ada satu pun makanan yang lebih baik dari pada yang dimakan dari hasil keringat sendiri (HR. Bukhari).
Pedagang yang jujur dan dapat dipercaya termasuk dalam golongan para nabi, orangorang yang benar-benar tulus dan para syuhada (HR. Tirmizi, Darimi dan Daraqutni).
"Ini sebuah motivasi dari nabi Muhammad, bagaimana beliau sangat menghargai para pedagang," kata Muchlas. Karena itu, tidak heran jika sahabat-sahabat mulia di sisi Nabi Muhammad juga merupakan saudagar hebat dan juga kaya.
Misalnya, Muchlas menyebutkan, Abu Bakar As Siddiq seorang saudagar hebat yang pertama kali masuk Islam, kemudian Utsman bin Affan yang jika dihitung dengan mata uang rupiah saat ini memiliki kekayaan sebesar 2,5 triliun.
Kudian Zubair bin awwam memiliki kekayaan 3,9 triliun, serta sahabat Abdurrahman bin Auf dengan kekayaan 6,2 triliun. "Jadi mereka itu adalah ahli ibadah dan mereka juga kaya. Mereka juga berkontribusi besar dalam perekonomian di Madinah," ungkap Muchlas, yang juga anggota Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah ini.