MUI Berharap Umat Islam Memaafkan Sukmawati

MUI Berharap Umat Islam Memaafkan Sukmawati
Sukmawati dan KH. Maruf Amin

MONITORDAY.COM- Kasus hukum Puisi Ibu Indonesia rupanya belum berakhir, meskipun Sukmawati sudah meminta maaf dan mengaku tidak bermaksud menyinggung umat Islam. Menurut Badan Reerse Kriminal (Bareskrim) Polri, pihaknya sudah menerima 14 laporan terhadap putri kedua Presiden Soekarno itu.

Pihak kepolisian hingga saat ini masih mengumpulkan bukti dan keterangan awal dari para pelapor. “Setelah itu, kita baru bisa memetakan, apakah ini masuk pidana ataua bukan, kemudian setelah itu bisa dinaikan ke penyidikan atau tidak, “ kata,Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri Inspektur Jenderal Polisi Setyo Wasisto.

Sementara, pengacara Denny Andrian Kusdayat dan politikus Hanura, Amran Anshori yang juga melaporkan Sukmawati bersikukuh tidak mau mencabut laporannya, usai diperiksa kemarin malam selama 5  jam oleh Polda Metrojaya.

Rencananya, hari ini  mereka akan menemui Majelis Ulama Indonesia (MUI)  untuk meminta fatwa dari MUI terkait puisi Sukmawati Soekarnoputri. "Harus dicamkan untuk para ulama yang meminta ini dicabut. Kalau ini dicabut. Ini preseden yang buruk bagi umat Islam," ucap Denny.

Kamis kemarin, Sukmawati pun sudah menemui Ketua MUI, KH. Ma’ruf Amin untuk meminta maaf. Bahkan, ia sempat mencium tangan Rais Aam PBNU ini. Kyai Ma’ruf pun berharap umat Islam memaafkannya dan tidak menindalkanjuti laporannya. Kunjungan Sukmawati ke MUI merupakan langkah tepat untuk meredam gejolak, karena khawatir dimanfaatkan untuk kepentingan politis.

Langkah selanjutnya, menurut pakar Hukum Pidana Mudzakir, sebaiknya Sukmawati menyatakan penyelesalannya karena telah menyamakan antara syariat Islam dan budaya manusia."Ia mohon maaf karena mengganggu ketentraman umat muslim, bukan karena kontennya. Ini sama saja berarti ia tidak mencabut pernyataannya," ujar Mudzakir.

Polisi semestinya sudah banyak belajar dari kasus Ahok, bagaimana menghadapi laporan penistaan agama, dan kenapa sebagian umat Islam cenderung gampang marah, jika syariat Islam sengaja diusik, atau mungkin ada kaitan dengan suhu politik yang makin panas.