Mudik Lagi

MONITORDAY.COM - Mudik lagi setelah dua tahun absen. Sebagai tradisi yang melekat pada momentum iedul fitri, mudik menjadi fenomena khas Indonesia. Dan dua tahun sejak virus korona menyerang, mudik massal boleh dikata tidak terjadi. Sebagian kecil orang saja yang masih mudik ke kampung halaman pada lebaran 2020 dan 2021. HIngga memunculkan potensi lonjakan pada mudik 2022.
Mudik ada plus minusnya. Mobilitas pemudik menghidupkan roda perekonomian. Para pemudik membelanjakan uangnya dalam jumlah yang cukup besar. Anggaran mudik meliputi biaya tiket, BBM, e-toll, penginapan, kuliner dan oleh-oleh, dan beragam pengeluaran lainnya.
Di sisi lain pergerakan pemudik dalam waktu yang sama menimbulkan potensi krisis transportasi. Kapasitas jalan, terminal, bandara, pelabuhan, penyeberangan, dan sarana prasarana terkait cenderung mengalami over capacity.
Menurut Survei Data oleh Balitbang Kementerian Perhubungan (Balitbanghub), jumlah pemudik 2022 diprediksi mencapai 85,5 juta orang, di mana 14,3 juta diantaranya berasal dari Jabodetabek.
Jumlah prediksi keseluruhan itu meningkat dari tahun-tahun sebelumnya, bahkan saat ada larangan mudik akibat COVID-19 pada 2020 dan 2021.
Pada 2021 tercatat 1,5 juta orang pemudik, sementara tahun pertama COVID-19 yaitu pada 2020 hanya ada 297 ribu orang pemudik.
Sementara itu, sebelum adanya pandemi COVID-19, jumlah pemudik masih berkisar jutaan orang pada 2019 yaitu 18,3 juta orang.
Asal mudik utama terbesar yaitu berasal dari Jawa Timur (14,6 juta orang/17 persen), Jabodetabek (14 juta/16 persen), Jawa Tengah (12,1 juta/14 persen), Jawa Barat (9,2 juta/11 persen).
Sementara itu, untuk kota tujuan terbesar mudik yaitu: Jawa Tengah (23,5 juta/28 persen), Jawa Timur (16,8 juta/20 persen), Jawa Barat (14,7 juta/17 persen), Jabodetabek (5,9 juta/7 persen), Yogyakarta (3,9 juta/5 persen).
Sejumlah jalan tol telah dibangun Pemerintah. Infrastruktur tersebut dibangun oleh sejumlah BUMN Karya. Yang paling fenomenal adalah pembangunan Tol Trans Jawa dan Trans Sumatera. Tol Trans Jawa dari ujung barat Pulau Jawa sudah tersambung hingga ke Probolinggo Jawa Timur. Ruas Probolinggo hingga Banyuwangi masih dibangun karena kebutuhannya tidak terlalu mendesak.
Meski demikian pergerakan massal pada saat yang bersamaan sangat potensial mengakibatkan kemacetan parah. Dan salah satu problemnya adalah kehabisan Bahan Bakar Minyak (BBM) di jalan. Pemerintah melalui BUMN Pertamina mengantisipasi dengan menyiapkan layanan mobile BBM.
Sejumlah layanan transportasi terkait dengan BUMN. PT Pelni dan ASDP, memiliki peran penting dalam mengangkut para pemudik antar pulau. Indonesia adalah negeri kepulauan yang membutuhkan transportasi laut dan udara. Peran Angkasa Pura dan maskapai plat merah dalam menyediakan transportasi udara juga sangat penting.
Masyarakat terutama para tokoh agama perlu merumuskan tradisi baru agar mudik tak menjadi bencana. Mudik dapat dilakukan di momen lain. Termasuk Hari Raya Iedul Adha. Sehingga lonjakan kapasitas luar biasa bisa terdistribusikan.