Muchlas Rowie: Pemuda Memiliki Peran Penting Menangkal Hoaks
Tsunami Informasi melanda seluruh lapisan masyarakat, tiada hari tanpa sharing informasi. Akses informasi semakin mudah. Semakin banyak orang yang terhubung satu sama lain untuk kepentingan sosial, ekonomi, maupun politik.

MONITORDAY.COM - Tsunami informasi melanda seluruh lapisan masyarakat, tiada hari tanpa sharing informasi. Akses informasi semakin mudah. Semakin banyak orang yang terhubung satu sama lain untuk kepentingan sosial, ekonomi, maupun politik.
Pemanfaatan data sebagai sumber daya informasi. Siapa yang bisa mendapatkan dan mengolah data, dia yang menang. Yang paling dilematis adalah bertebarannya informasi bohong atau hoaks dengan mudah.
Pemilik Monday Media Grup, M. Muchlas Rowie menuturkan, pemuda sebagai generasi yang paling melek digital memiliki potensi dan peran penting untuk menangkal informasi bohong atau hoaks. Apalagi kata dia, sebanyak 49,52 persen pengguna internet di tanah air adalah mereka yang berusia 19 hingga 34 tahun.
“Sebagai pengguna internet terbanyak dan teraktif, pemuda memiliki peran penting untuk menangkal hoaks. Saat ini ada sekitar 49,52 persen pengguna internet di tanah air adalah dari kalangan anak muda,” ujar Muchlas dalam Seminar Kebangsaan Pemuda Muhammadiyah di Garut, Jawa Barat, Rabu (19/12)
Menurut Muchlas, di era digital kita hidup seperti seekor ikan hias dalam aquarium. Digital footprint dan shadow digital stamp tentang kita akan dengan sangat mudah dapat dilihat. Karena itu, menurutnya, informasi apa pun harus diverifikasi lebih dahulu.
“Jangan mudah mengenter atau men-share berita yang beredar di internet, telusuri dan lakukan verifikasi terlebih dahulu. Apalagi digital footprint dan shadow digital stamp tentang sebuah informasi di internet sebetulnya telah terekam,” terangnya.
Muchlas lalu mengatakan, jika pemuda harus didorong agar semakin melek teknologi digital. Pemuda kata dia, harus menjadi yang terdepan melawan hoaks. “Para pemuda harus didorong agar semakin melek teknologi digital. Pemuda lah yang mestinya berada di pos terdepan untuk melawan hoaks,” ujarnya.
Karena itu, kata Muchlas, edukasi di sekolah dan perguruan tinggi Muhammadiyah (PTM), serta bagi pemuda harus digalakan. Gerakan literasi media harus pula dilakukan untuk antisipasi hoaks. Optimalisasi pemanfaatan media untuk pendidikan juga harus dilakukan.
“Ini penting agar ada semacam narasi alternatif untuk keadaban digital. Publik memiliki asupan informasi yang tak melulu tentang narasi kebohongan dan bernada pesimisme. Sebaliknya tentang narasi kejujuran dan optimisme,” pungkasnya.