MPR: Generasi Muda Harus Mensyukuri Nikmat Kemerdekaan

Mensyukuri nikmat kemerdekaan sangat dianjurkan oleh agama Islam.

MPR: Generasi Muda Harus Mensyukuri Nikmat Kemerdekaan
Istimewa

MONDAYREVIEW.COM – Kemerdekaan merupakan nikmat Tuhan. Maka itu, seluruh komponen bangsa harus mensyukuri nikmat tersebut.

Hal ini disampaikan Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid dalam kegiatan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI di Auditorium Universitas Ibn Khaldun Bogor, Kamis (24/8).

Kegiatan tersebut turut dihadiri oleh seluruh dekan, rektor, Ketua PGRI wilayah setempat, serta ratusan mahasiswa.

Dihadapan ratusan Hidayat mengingatkan bahwa mensyukuri nikmat kemerdekaan sangat dianjurkan oleh agama Islam. Hal tersebut harus dilakukan, mengingat saat ini masih ada negara yang belum terbebas dari penjajahan, salah satunya Palestina.  "Mudah-mudahan kemerdekaan kita akan selalu dikaruniai nikmat dari Allah. Karena sejak awal kita sudah mengakui dan mensyukuri kemerdekaan ini, seperti yang tertuang pada alinea pertama Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 (atas berkat rahmat Allah dan didorong keinginan luhur)," ujarnya.

Politikus senior  PKS ini menambahkan dengan bersyukur diharapkan berkah dari kemerdekaan itu bisa berlipat ganda. Tidak hanya merdeka negaranya, melainkan juga merdeka dari segala utang piutang.  “Ini Indonesia kita. Bagi kaum muda, merdeka berdaulat dan bersatu serta layak kita perjuangkan,” katanya.

Pada kesempatan itu Hidayat mengajak agar para generasi muda di kampus dan kalangan cendekiawan untuk betul-betul menggali dan memahami bagaimana relasi antara keislaman, keindonesiaan dan tantangan masa kini. Untuk kemudian menjaga kemerdekaan dengan cara yang baik dan benar. "Sebagaimana dulu semangat yang menggelora diwariskan para tokoh Islam,"ujarnya.

Hidayat kembali mengingatkan bahwa keindonesiaan adalah sebagai warisan sejarah perjuangan para ulama, para laskar Hizbullah, Sabilillah, termasuk politisi Islam. "Untuk kemudian kita jaga supaya tidak keluar dari jalur fitrahnya, menjadi terjajah lagi,"imbuhnya.

Hidayat juga meminta agar para mahasiswa untuk memahami sejarah tentang relasi umat Islam dan Indonesia sehingga tidak ada lagi yang ada merasa dirinya paling pancasilais, dan yang lain dituduh anti Pancasila hanya karena perbedaan pilihan politik.