Mobil Quick Response Inisiatif Warga JGC

Mobil Quick Response Inisiatif Warga JGC
Mobil Quick Response Covid RW 14 JGC dalam proses finishing/ @Aan Afdi

MONITORDAY.COM - Tak ada rotan akar pun jadi. Pepatah itu harus berlaku di masa puncak pandemi. Hal itu dilakukan Danu, anggota tim Satgas Covid RW 14 JGC, pada 10 Juni 2021 kala harus mengantarkan seorang warga terkonfirmasi positip ke Puskesmas Cakung Timur. Pasien selanjutnya akan dibawa ke RSDC Wisma Atlet Kemayoran.
 
Pasien yang semestinya dijemput oleh ambulance harus diantarkannya dengan sepeda motor. Hal itu terpaksa dilakukan karena ambulance puskesmas sibuk melayani pasien lain dengan urgensi yang lebih mendesak. Taksi daring yang dipesan pun tak berani mengangkut yang bersangkutan setelah tahu pasien positip Covid. Demikian juga dengan layanan ojek daring.  

Kisah ini menjadi ilustrasi hari-hari menjelang lonjakan drastis kasus Covid-19 di Jakarta bahkan di seluruh Jawa-Bali. Hal ini tentu menjadi masalah tersendiri. Pasien tetap harus mendapat bantuan, namun risiko penularan varian Delta bisa terjadi sangat cepat. Kontak erat dengan pasien membuat seseorang harus ditracing sebagai suspek. 

Faktanya  layanan mobil ambulance sangat kewalahan menghadapi puncak pandemi ini. Kita pun dapat membayangkan betapa berat para sopir mobil ambulance harus bekerja membawa yang sakit dan mengantar jenazah di puncak pandemi ini. Pasien banyak yang isolasi mandiri. Beberapa diantaranya mungkin akan membutuhkan evakuasi dari rumah ke rumah sakit. 

Dalam keadaan darurat tak jarang anggota keluarga memaksakan diri membawa pasien ke rumah sakit dengan kendaraan pribadi. Sementara di rumah sakit antrean sangat panjang dan membludak. Hal tersebut tentu membahayakan pasien dan pengantar. 

Hal inilah yang menggugah Ketua RW 14 Perumahan JGC Cakung Timur, Acep Edy Setyawan, untuk memodifikasi kendaraan pribadinya menjadi mobil evakuasi pasien Covid. Mengingat risiko penularan varian Delta yang sangat tinggi maka mobil tersebut diberi sekat permanen yang memisahkan kabin pengemudi dengan kabin penumpang. Kondisi psikis pasien diharapkan lebih tenang dengan fasilitas tersebut. 

Modifikasi mobil ini dilakukan oleh Nur Tasnim yang juga anggota Satgas Covid RW setempat. Inisiatif untuk melakukan modifikasi sendiri dilakukan karena banyak bengkel modifikasi yang tutup disamping dari sisi biaya juga relatif mahal. Modifikasi ini diselesaikan Tasnim  selama 2 hari. 

"Sekat antara pengendara dan penumpang menggunakan bahan atau material yg sudah ada, rangka hollow baja ringan, dinding tripleks dan karpet, dilapisi wall sticker," kata Nur Tasnim. 

Di kabin penumpang tersedia interkom sebagai sarana komunikasi dengan pengemudi. Jika pasien membutuhkan sesuatu dapat menghubungi pengemudi tanpa kontak fisik sama sekali. Di kabin penumpang juga tersedia layar televisi agar penumpang dapat menikmati sajian berita dan hiburan. Untuk keperluan pasien juga disediakan 1 tabung oksigen, oxineter dan perelengkapan standar lainnya.

Dengan kabin yang terpisah rapat maka risiko penularan dapat ditekan dengan optimal meskipun mobil dijalankan dengan menghidupkan pendingin udara. Tanpa pemisahan sempurna antar kabin maka evakuasi harus dilakukan tanpa menghidupkan pendingin udara. Hal ini tentu akan sangat menyulitkan ketika perjalanan dan antrean di rumah sakit mengular. 

Mobil Quick Response RW 14 Perumahan JGC Cakung Timur ini diharapkan menjadi salah satu solusi cerdas menghadapi situasi pandemi. Mereka yang membutuhkan tetap tertolong, pengemudi dan pendamping pun aman.