Mirip Aksi 212, Di Malaysia Ada Daulat 812, Peneliti Megawati Institute: Populisme Islam Adalah Tantangan Berat

Menguatnya 'populisme islam' di kawasan Asia Tenggara disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya era keterbukaan teknologi informasi sebagai akses utama kekuatan narasi. 

Mirip Aksi 212, Di Malaysia Ada Daulat 812, Peneliti Megawati Institute: Populisme Islam Adalah Tantangan Berat
Dida Darul Ulum, Peneliti Megawati Institute

MONITORDAY.COM - Menguatnya 'populisme islam' di kawasan Asia Tenggara disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya era keterbukaan teknologi informasi sebagai akses utama kekuatan narasi. 

Hal itu diungkapkan oleh peneliti senior Megawati Institute, Dida Darul Ulum kepada Monitorday.com sesaat lalu di Jakarta, Minggu, (9/12). 

"Populisme Islam memang menjadi tantangan berat. Terlebih, era pascakebenaran (post-truth) dimana orang percaya lebih dulu apa yang tersiar tanpa usaha mengklarifikasi faktanya," ujar Dida. 

Untuk diketahui, 'Aksi 212' di Indonesia yang mampu mengumpulkan jutaan manusia di Monas beberapa waktu lalu, menuntut dipenjarakannya mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok karena dianggap telah menistakan agama islam. 

Di Malaysia, terjadi hal serupa dengan tagline 'Dulat 812', jutaan rakyat Malaysia turun ke jalan menentang ratifikasi Konvensi Internasional yang didukung PBB tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Rasial (ICERD).  

Meskipun motivasi dari Aksi 212 dan Daulat 812 berbeda, namun kedua aksi tersebut sama-sama memperjuangkan nilai-nilai Islam.

Ditambahkan Dida, menguatnya spirit populisme islam diberbagai belahan dunia terjadi secara bersamaan dan serempak. Namun, lanjut Dida, terkait pola geraknya tentu menyesuaikan kultur dan budaya setempat. 

"Yang jelas, Indonesia dan Malaysia pastinya mengalami masalah serius," tegasnya. 

Kendati demikian, peneliti senior Megawati Institute itu juga menjelaskan bahwa spirit populisme tak hanya terjadi pada agama islam, namun pada agama-agama selain islam di pelbagai belahan dunia. 

"Populisme tak hanya menjangkiti Islam tapi juga Buddha di Myanmar, Hindu di India, dan belahan dunia lain," tandasnya.