Mentan Minta Penyuluh Pertanian Maksimalkan Program Kostrarani

Kalau ada petani yang mau sukses harus ditentukan dengan hadirnya digital yang menjadi bagian dari kehidupan baru.

Mentan Minta Penyuluh Pertanian Maksimalkan Program Kostrarani
Penyuluh pertanian Dinas Pertanian dan Perkebunan memasukkan pestisida asap cair ke dalam botol yang keluar dari alat pirolisis di Desa Plosorejo, Kediri, Jawa Timur, Sabtu (29/8/2020). ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani/wsj.

MONITORDAY.COM - Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo meminta para penyuluh pertanian di seluruh wilayah untuk memaksimalkan jalannya program Komando Strategi Pembangunan Pertanian (Kostratani) guna memajukan pertanian.

Adapun, Mentan mendorong agar para penyuluh pertanian dapat melakukan pendekatan teknologi dan digitalisasi untuk menghadirkan pertanian modern.

Menurut Mentan, pengelolaan pangan tidak bisa lagi dilakukan dengan cara lama, melainkan harus ada perubahan besar dengan menggunakan cara-cara baru dan pendekatan teknologi modern.

"Kalau ada petani yang mau sukses harus ditentukan dengan hadirnya digital yang menjadi bagian dari kehidupan baru," kata Mentan saat menyapa para penyuluh dan petani di Agriculture War Room (AWR) di Jakarta, Sabtu (17/10(.

Lebih lanjut, Mentan mengatakan Kostratani merupakan wajah baru Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) yang dirancang untuk memonitoring seluruh kegiatan produksi pertanian melalui kinerja para penyuluh di seluruh daerah.

"Inti utama dari Kostratani adalah kecepatan komunikasi antarpusat dan daerah serta dengan petaninya secara langsung. Bentuk yang idealnya yakni melalaui AWR (Agriculture War Room). Jadi kita bisa menjadi petani yang sukses kalau ada kemampuan untuk memainkan digital," ungkapnya.

Selain itu, Mentan berpendapat dampak penggunaan teknologi itu terbukti mampu meningkatkan skala produksi nasional yang tercatat melalui data BPS sebagai penyumbang terbanyak dan pilar utama atas perbaikan ekonomi nasional di tengah ancaman krisis pandemi COVID-19.

Diketahui, sektor pertanian pada September 2020 tumbuh 20,84 dibandingkan bulan sebelumnya dan meningkat 16,22 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

"Kenaikan ekspor pertanian yang konsisten ini diiringi dengan penurunan 'share' dari pertambangan, dan menyebabkan 'share' dari pertanian pelan-pelan merangkak naik," imbuh Syahrul.