Mendikbud Tidak Ingin Sekolah jadi Satu-satunya Sumber Belajar

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menggeber sosialisasi program penguatan pendidikan karakter (PPK).

Mendikbud Tidak Ingin Sekolah jadi Satu-satunya Sumber Belajar
Muhadjir Effendy

MONDAYREVIEW.COM, Jakarta - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menggeber sosialisasi program penguatan pendidikan karakter (PPK). Khususnya terkait dengan sekolah lima hari dalam sepekan. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy menegaskan sistem ini tidak dipaksakan untuk seluruh sekolah.

Muhadjir mengatakan mendapat amanah dari Presiden Joko Widodo untuk menguatkan pendidikan karakter. Tidak main-main, untuk SD dan SMP porsi pendidikan karakternya 70 persen.

"Ini lumayan signifikan perubahannya. Sehingga keluar gagasan sekolah cukup lima hari saja," kata Muhadjir di Universitas Muhammadiyah Palembang (UMP) kemarin (1/8).

Dengan sekolah lima hari, maka anak memiliki waktu berkumpul dengan keluarga lebih banyak. Dia menjelaskan keluarga itu adalah salah satu wahana belajar. Muhadjir tidak ingin sekolah menjadi satu-satunya sumber belajar.

Ketika Sabtu dihapus, Muhadjir mengatakan tidak benar sekolah menjadi pulang sore hari. "Hanya bertambah 1 jam 20 menit setiap harinya," kata dia.

Setelah itu siswa boleh pulang kemudian ikut madrasah diniyah. Atau ikut ekstra kurikuler di sekolah. Muhadjir menegaskan ketika anak pulang ke sekolah, itu juga penting. Dia mencontohkan Wapres Jusuf Kalla menjadi saudagar karena saat kecil dulu sering ikut ayahnya menjaga toko.

Muhadjir juga mengakui, dia menjadi guru karena saat kecil sering ikut ayahnya saat mengajar di sekolah. "Padahal saat kecil saya cita-citanya ingin jadi tentara," kata Mihadjir.