Mencetak Mental Wirausaha

SMK Negeri 27 Jakarta merumuskan berbagai program untuk melatih kemandirian para siswa. Didukung dengan fasilitas dan program kerja sama industri

Mencetak Mental Wirausaha
Prakerin

MONDAYREVIEW- Untuk berkarir di dunia pariwisata, siapkan diri anda sejak dini. Jika anda warga Jakarta atau sekitarnya, SMK Negeri 27 Jakarta, adalah pilihan yang tepat Tapi,  persaingan untuk menjadi siswa SMK 27 Jakarta begitu ketat. Tahun ajaran 2017-2018 saja, yang mendaftar berjumlah  3.500 orang, tapi yang diterima hanya 414 siswa

 

SMKN 27 Jakarta termasuk sekolah dalam program revitalisasi pendidikan kejuruan. Karena itu, sekolah makin gencar menjalin kerja sama dengan berbagai perusahaan sebagai mitra industri, antara lain dengan Hotel Kempenski, Ritz Carlton, Hotel Borobudur, Grand Hyaat Hotel dan Taman Impian Jaya Ancol. Tak hanya itu, sekolah juga membuat program bersama , antara lain dengan CJ Baking Akademi untuk kelas paket keahlian Patiser, dengan Indonesia Pastry Alliance untuk kelas Tata Boga dan Jakarta Good Guide untuk kelas industri Guiding.

 

Untuk jurusan Akomodasi Perhotelan, para siswa bahkan lebih diuntungkan, karena SMK Negeri 27 Jakarta memiliki hotel bernama Edotel Passer Baroe. Hotel ini masih berada di kawasan lingkungan sekolah, memiliki 18 kamar, mulai dari standard room, deluxe room, hingga suite room. Dipersiapkan secara profesional dan sangat nyaman. Setiap kamar dilengkapi dengan AC maupun televisi.  Ada juga ruang meeting, minibar, serta restoran.

 

Menurut Dra. Erni Mawarni, M.Pd. Kepala SMKN 27 Jakarta, para siswa di jurusan kompetensi Akomodasi Perhotelan dapat melakukan praktek di hotel ini. Meski demikian, ada pula beberapa tenaga yang diperbantukan secara full time, yang beberapa diambil dari para alumni maupun siswa itu sendiri. Biasanya, mereka pun akan mendapat komisi atas pekerjaannya. “Para siswa dilatih seolah-olah sudah terjun langsung ke dunia kerja,” jelas Erni.

 

Di edOTEL ini, setiap siswa mendapat tugas selama 2 hari, namun siswa harus ada di kelas ketika ada ulangan. Siswa yang bertugas sesuai urutan absen di kelas. Mereka lebih dulu mendapat pengarahan dari guru, tentang produk yg akan dibuat. Mereka juga melaksanakan tugas sesuai jam kerja yaitu 8 jam (diselingi jam istirahat dan makan siang). Para siswa melaporkan setiap kegiatan kepada guru yang bertugas.

 

Sejauh ini kamar-kamar di eDotel cukup laris. Tingkat huniannya di atas 50 persen per bulan. Para pelanggan umumnya adalah para pejabat daerah atau para staf di kantor sekitar yang kebetulan sedang mengikuti acara di Jakarta. Unit Produksi lainnya adalah  jasa Laundry,  walaupun masih dalam skala kecil, yakni berbentuk laundry kiloan. Para siswa sudah dilatih  untuk berwirausaha. Selain hotel,  SMKN 27 memiliki berbagai unit produksi, yaitu kafe, tea house, salon and spa, butik, travel, toko roti/kue, dan katering pandan wangi

 

Tujuan pembentukan unit produksi, menurut Erni Mawarni, , untuk pembelajaran  industri karena siswa langsung yang menjalankan operasional di unit produksi, sehingga siswa dapat berinteraksi langsung dengan pelanggan sebagaimana yang terjadi di industri. “Tetap mereka diarahkan dan dimonitor oleh para guru,” katanya. Selain untuk mendukung operasional sekolah, hasil dari Unit Produksi digunakan utk membiayai perawatan, perbaikan sarana prasarana dari Unit Produksi itu sendiri,  yang tidak bisa dipenuhi  dari dana BOP  dan BOS.  

 

SMKN 27 Jakarta awalnya memiliki edOTEL, dimulai dari  bantuan dari Direktorat PSMK pada tahun 2005, untuk membuat satu ruang meeting dan 6 kamar. Saat itu tingkat huniannya masih rendah. Tahun-tahun  selanjutnya jumlah kamar bertambah menjadi 14 kamar dan sekarang menjadi 18 kamar.  Penambahan 12 kamar diterima pihak sekolah secara bertahap dari Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta.  Tingkat hunian bertambah seiring dengan bertambahnya jumlah kamar.

 

Diawali tamu dari Koperasi Kantor Pos yg berpusat di Pasar Baru yang mengadakan pertemuan di Jakarta, akhirnya berkembang hingga tamu-tamu dari DPRD seluruh Indonesia bahkan tamu mancanegara. Tamu dari Kemendikbud, Dinas Pendidikan, hingga tamu yg membawa keluarga berlibur di Jakarta serta tamu umum lainnya.

 

Untuk meningkan mutu pendidikan kejuruan, SMKN 27 juga menjalin berbagai kerja sama dengan dunia usaha dan industri antara lain ditujukan untuk sinkronisasi kurikulum, prakerin, guru tamu dan pengembangan sarana dan prasarana. Selain itu, menerapkan teaching factory (Tefa) dalam semua kompetensi keahlian dan pembelajaran berbasis project.

 

Salah satunya, membuat program Prestasi Junior Indonesia, untuk  menumbuhkan jiwa wirausaha. Para siswa dilatih untuk membuat perusahaan, misalnya pada tahun 2016, disponsori Bank Permata, para siswa membuat sebuah perusahaan dengan nama We. Co Student Company, dengan produk pencil case multi fungsi. Sedangkan, tahun lalu, para siswa membuat perusahaan dengan nama USEE. SC. “Diharapkan lulusan SMK tidak hanya jadi karyawan, juga jadi pengusaha,” kata Erni, penuh optimis.