Menalar Visi Erick Thohir Hadapi Abad Digital 

Menalar Visi Erick Thohir Hadapi Abad Digital 
Erick Thohir dan anak-anak muda/ net

MONITORDAY.COM - Sejumlah fakta diungkap Menteri BUMN Erick Thohir terkait gejala disrupsi ekonomi seiring gelombang digitalisasi yang melanda dunia. Di satu sisi teknologi digital membawa beragam kemudahan dan kemajuan bagi umat manusia. Di sisi lain muncul ancaman disrupsi ekonomi terutama lapangan pekerjaan. 

Dari berbagai sinyalemen yang diungkap Erick, Litbang Monday Media Group mengelaborasi 7 isu penting berikut ini.  Pertama, Indonesia butuh 17 juta pekerja ‘melek digital. Indonesia tengah membutuhkan 17 juta tenaga kerja dengan keterampilan teknologi mumpuni di era ekonomi digital. Indonesia harus mulai mengandalkan kemampuan digital SDM dan tidak lagi bertumpu pada ekonomi yang mengandalkan Sumber Daya Alam. 

Kedua, lebih banyak lapangan kerja yang akan hilang terdisrupsi. Pekerjaan seperti teller bank, agen asuransi, tukang parkir, pengantar surat, kasir, dan travel agen terancam hilang. Teknologi akan mengurangi bahkan menggantikan peran mereka. Ketiga, Disrupsi Digital Memformat Ulang Industri dan Ekonomi. Kehadiran media online, beragam aplikasi dan metaverse bagai gelombang besar yang datang dengan cepat. Kalangan industri dan pelaku usaha yang tidak mampu menyesuaikan diri dan mengantisipasinya akan tergulung dan tergilas. 

Keempat, di BUMN baru 1% yang melek digital. Dari angka tersebut Erick menyebutkan bahwa targetnya 20% karyawan perusahaan plat merah harus melek digital. Tantangan yang cukup besar bagi Kementerian yang dipimpinnya untuk mewujudkannya. Kelima, Disrupsi Digital dan Ekonomi Rakyat. Di tengah ancaman dan tantangan disrupsi digital, Erick Thohir konsisten dan meneguhkan komitmennya untuk mendorong ekonomi rakyat. Termasuk diantaranya program pembiayaan dan pemasaran. Inklusi keuangan juga semakin besar dengan hadirnya teknologi digital. Secara bertahap manfaat digitalisasi semakin luas menyentuh masyarakat bawah. 

Keenam, perusahaan terbesar dunia berbasis teknologi mendominasi dunia. 7 dari 10 perusahaan raksasa tersebut menggeser dominasi ekonomi masa lalu yang bertumpu pada sumber daya alam. Ranking perusahaan 10 besar adalah Apple, Saudi Aramco, Microsoft, Amazon, Alphabet, Facebook, Tencent, Tesla, Alibaba, dan Berkshire Hathaway. 

Dan terakhir, 15 ribu UMKM masuk pasar digital, nilai transaksinya mencapai 20 Triliun Rupiah. Nilai transaksi antara pelaku mikro dan BUMN dalam program Pasar Digital (PaDi) UMKM hingga saat ini mencapai Rp20 triliun. Menteri BUMN Erick Thohir mencatat hingga 2022 sudah ada 15.000 pelaku UMKM yang tergabung dalam PaDi UMKM. Program ini merupakan sebuah ekosistem dengan platform digital yang mempertemukan UMKM dengan BUMN, sehingga memberi ruang dan peluang bagi UMKM untuk mendapatkan transaksi dari BUMN serta kesempatan dalam memperoleh pembiayaan dari BUMN.