Membedah Belt Road Initiative, Jalan Menuju Kesejahteraan atau Hegemoni yang Menimbulkan Kecemasan

Din Syamsuddin, Ketua Centre for Dialogue and Cooperation among Civilisations (CCDC) mengatakan persoalan Mega Proyek Belt Road Initiative (BRI) itu masih simpang siur.

Membedah Belt Road Initiative, Jalan Menuju Kesejahteraan atau Hegemoni yang Menimbulkan Kecemasan
Diskusi 'Indonesia menanggapi Mega Proyek Cina One Belt One Road (OBOR)' di kantor CDCC

MONITORDAY.COM - Din Syamsuddin, Ketua Centre for Dialogue and Cooperation among Civilisations (CCDC) mengatakan persoalan Mega Proyek Belt Road Initiative (BRI) itu masih simpang siur.

"Ada yang menyebutnya obsesi, ada yang menyebutnya mimpi pemerintah Republik Rakyat Cina," kata Din pada diskusi 'Indonesia menanggapi Mega Proyek Cina One Belt One Road (OBOR)' di kantor CDCC, Jakarta, Rabu (7/8).

Belt Road Initiative dari Republik Rakyat China menimbulkan sikap kehati-hatian dari kalangan cendekiawan Republik Indonesia. Menurut Din, Tionghoa sebagai pengusung mega proyek tersebut memiliki arti yang positif.

"Pada tingkat ini sebenarnya positif, karena dijelaskan 'Tiong' mengandung arti jalan tengah dan 'Hoa' berhubungan dengan kesejahteraan," imbuhnya.

Mantan ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah 2005-2015 menilai proyek BRI ini suatu hal yang negatif karena berambisinya China. Namun, pada pelaksanaan nantinya bisa saja terjadi praktik-praktik bernada negatif seperti ketika BRI itu tampil sebagai sebuah arus besar untuk mengukuhkan hegemoni dari China itu sendiri.

"Satu kebangkitan dari negara raksasa dengan ambisi yang besar tadi maka wajar sekali kalau menimbulkan harapan cemas," pungkasnya.