Membanggakan, Indonesia Raih 2 Medali dan 5 Honorable Mention di Olimpiade Fisika APhO
Indonesia telah meraih 32 medali emas, 22 perak, dan 49 Honorable Mention dalam APhO sejak tahun 2000.

MONDAYREVIEW.COM - Hasil membanggakan diraih Tim Olimpiade Fisika Indonesia (TOFI) di ajang Asian Physics Olympiad (APhO) ke– 18 yang diselenggarakan di kota Yakutsk, Rusia pada tanggal 1-9 Mei 2017. TOFI berhasil meraih satu medali emas, satu medali perak dan 5 Honorable Mention.
Skuat TOFI terdiri dari Gerry Windiarto Mohamad Dunda dari SMAN MH Thamrin, Jakarta peraih medali emas dan Ferris Prima Nugraha dari SMAK Penabur Gading Serpong peraih medali perak. Dan peraih Honorable Mention adalah Faizal Husni (SMA Kharisma Bangsa Tangerang Selatan), Bonfilio Nainggolan (SMAN 48 Jakarta), Andrew Wijaya (SMA St Angela Bandung), Johanes Suhardjo (SMAK Frateran Surabaya), dan Irfan Zaky Harlen (SMAN 8 Jakarta).
Sebelum diberangkatkan dilakukan seleksi tim TOFI yang kemudian diberikan pelatihan dan pembinaan secara intensif oleh Yayasan Sinergi Mencerdaskan Tunas Negeri (Simetri). Setelah mendapatkan pelatihan selama 4 bulan, TOFI diberangkatkan ke Yakutsk, Rusia untuk mengikuti APhO.
Hal membanggakan di APhO tahun 2017 adalah tim TOFI mampu berusaha maksimal untuk mengerjakan soal sedangkan menurut semua pimpinan tim, APhO kali ini adalah yang tersulit sepanjang sejarah pelaksanaan AphO.
Dijelaskan oleh Hendra Kwee, PhD. Pendiri Yayasan Sinergi Mencerdaskan Tunas Negeri (Simetri) sekaligus sebagai penanggung jawab selama pembinaan tim TOFI dan memberangkatkan tim TOFI ke APhO 2017, bahwa APhO ke – 18 terdiri dari dua tahap tes, yang pertama tes soal eksperimen mengkarakterisasi sifat Photonic Crystal dan tes kedua soal teori terdiri dari tiga soal yang harus dikerjakan dalam waktu lima jam
“Jadi jangan dibayangkan kalau tiga soal itu pendek-pendek. Soal eksperimen itu 19 halaman dan masing-masing soal teori itu punya sub-pertanyaan lagi yang jumlahnya mencapai 50 sampai 60 pertanyaan,” ucap Hendra seperti dilansir Kompas.
Selain itu, soal nomor satu tentang vortex pada cairan super merupakan salah satu penelitian yang mendapat penghargaan Nobel di tahun 1960-an. Jadi yang dikerjakan anak-anak ini merupakan permodelan yang lebih sederhana.
Sementara itu, topik soal nomor dua tentang tumbukan dua lubang hitam merupakan satu fenomena yang sempat menjadi perhatian media pada tahun lalu. Di soal nomor dua ini, para peserta diminta menjabarkan proses terjadinya tumbukan tersebut.
Kemudian, ada pula soal yang turut melibatkan imajinasi dan analisa para peserta terkait dengan pengaruh sampah-sampah antariksa terhadap medan magnet bumi.
Tingkat kesulitan APhO kali ini juga tercermin dari jumlah medali emas yang relatif sedikit, yaitu sebanyak 18 buah, dan batas nilai perolehan medali yang lebih rendah dari tahun-tahun sebelumnya, dari 38 pada tahun lalu menjadi 26 pada tahun ini.
Hendra menyampaikan, nilai seluruh tim relatif rendah dan negara yang langganan medali emas seperti Singapura tidak dapat sama sekali tahun ini. Jadi, ya memang soal tahun ini sulit sekali. Pun dengan kemenangan ini, Indonesia telah meraih 32 medali emas, 22 perak, dan 49 Honorable Mention dalam APhO sejak tahun 2000. Selamat, Tim Olimpiade Fisika Indonesia!