Mataf FKIP UMC Usung Solidarity in Diversity, Ini Kata Dekan Dewi

MONITORDAY.COM - Nilai pendidikan sejatinya membangun solidaritas dan sinergisitas kepada sesama dalam menyatukan keberagaman, sehingga dapat terwujud proses pembelajaran yang berkarakter.
Demikian sambutan oleh Dekan Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Cirebon (FKIP UMC), Dr. Dewi Nurdiyanti di Masa Taaruf (Mataf/Pengenalan Akademik) 2021 yang mengusung tema "Solidarity in Diversity, Illa Rahmatan Lil 'Alamiin," Senin (11/10/2021).
" Selamat datang Mahasiswa Baru (Maba) di FKIP UMC, ketika ananda menginjakkan kaki di Fakultas ini. Keberadaan kita yang diverse (beragam) dari lokasi sekolah dan lain sebagainya yang berbeda, seyogyanya menjadikan kita lebih solid, sinergis dan kolaboratif seperti tema Mataf FKIP tahun ini," tutur Dewi.
Dewi mengingatkan kepada peserta Mataf untuk mengikuti secara seksama setiap penjelasan materi yang diberikan, mengingat kegiatan belajar mengajar masih offline dan online.
Selain itu, Maba juga perlu mengetahui bahwa karakter yang terbangun di FKIP adalah tradisi berprestasi yang menjadi sebuah keharusan.
Mahasiswa, kata Dewi, harus memiliki tradisi ilmu dan semangat yang tinggi yang ditunjukkan dengan prestasi akademik, cara berpikir yang luas serta open minded.
"Batok kepala ini harus dibuka selebar-lebarnya agar menjadi orang yang berpikir ulul-al-bab jangan sampai bermental mudah menyerah dan lemah, karakter yang terbangun harus berbasis ilmu," ungkap Dewi.
Apalagi, FKIP UMC selama ini dikenal dengan perolehan hibah dan capaian prestasi akademik baik level Jawa Barat hingga Nasional.
Bahkan, banyak dari Dosen dan Mahasiswa FKIP yang mengikuti program pendidikan (Short Course dan Doktoral) di luar negeri.
FKIP memiliki Prodi PGSD, PAUD, Pendidikan Bahasa Inggris, IPA, Matematika dan Kimia. Hampir seluruh Prodi sejauh ini telah menorehkan prestasinya.
Dewi mengimbau kepada Maba untuk siap menjadi anak panah yang siap dilesatkan kapan pun saat dibutuhkan.
"Radius cakrawala peradaban ada di tangan anda. Fokus jadi yang terbaik, jangan lupa akhlak dan integritas," pinta Dewi.
Dengan kata lain, kecerdasan dan prestasi harus berbanding lurus dengan kualitas moral yang baik.
Lantas, Dewi pun mengajukan pertanyaan "cukupkah kita ketika sudah dikatakan berprestasi di mata manusia?'
Jawabannya pasti tidak. Dewi mengungkapkan dari perspektif sebagai seorang muslim, bahwasanya berprestasi di hadapan Allah Sang Pencipta Manusia dan berhasil meraih keridhoan-Nya adalah dambaan dan tujuan semua muslim.
" Kepada yang non Muslin. Izinkan saya berbicara dari views Islam, cerdas depan manusia saja gak cukup, berprestasi di hadapan Allah Sang Pencipta Manusia. Kemudian berhasil meraih keridhoan-Nya, nah itu baru excellent," ungkap Dewi.
Oleh karena itu, bagi mahasiswa yang beragama Islam, jalani perintahNYA dan berupaya menjauhi segala laranganNYA.
Terakhir, Dewi kembali mengajak Mahasiswa FKIP untuk menjaga nama baik Muhammadiyah, UMC, Fakultas, Prodi dan Orang Tua.
"Jaga marwah Muhammadiyah, UMC, Fakultas dan Prodi. Tujuan kita disini untuk berprestasi . Dibalik itu, ada mimpi orang tua yang begitu besar, menghendaki masa depan putra-putrinya yang cemerlang," tutup Dewi.