Lulung Soroti Pemenuhan Kebutuhan Dasar Warga Saat Reses.

Manfaatkan Reses Untuk Mendengar Keluh Kesah Masyarakat

Lulung Soroti Pemenuhan Kebutuhan Dasar Warga Saat Reses.
Anggota DPR RI Fraksi PAN, H. Lulung Al, S.H menyambangi dapilnya saat reses di Kelurahan Sukabumi Utara, Kecamatan Kebun Jeruk, Jakarta (Foto: Iwan)

MONITORDAY.COM - Anggota DPR RI Fraksi PAN, H. Lulung Al, S.H menyambangi dapilnya saat reses di di Kelurahan Sukabumi Utara, Kecamatan Kebun Jeruk, Jakarta Barat, senin lalu (23/12/2019).

Saat berkunjung, H.Lulung menjelaskan kedatangannya untuk mendengarkan sekaligus berupaya memperjuangkan pemecahan masalah yang dirasakan warga terutama DKI dalam menyuarakan kebutuhan dasar yang sangat dibutuhkan

" Saya  manfaatkan reses ini untuk benar-benar bekerja dengan bersosialisasi serta berinteraksi mendengarkan sekaligus berupaya memperjuangkan apa yang dirasakan warga DKI dalam menyuarakan kebutuhan menyangkut permasalahan mikro yang berkenaan dengan kelistrikan, migas, saluran air, banjir, lingkungan sekitar dan sebagainya.

Selain itu, Lulung juga menyayangkan masih banyaknya warga yang belum mendapatkan pasokan LPG 3 kg. Ketimpangan masih terjadi, masih ada upaya diskriminasi untuk memenuhi kebutuhan warga yang paling urgen. 

Sebagai Anggota komisi VII DPR bidang energi, riset teknologi dan lingkungan hidup, Dia sering sekali mengingatkan  kepada mitra kementerian dan lembaga negara terkait diantaranya Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, BPH Migas, Kemenristekdikti, BPPT, Kementerian Lingkungan Hidup, dan Dewan Energi Nasional (DEN), agar tidak menganggap pemenuhan kebutuhan warga khususnya LPG ini hal yang biasa saja. 

“Sebagai upaya pemenuhan kebutuhan pasokan LPG 3 kg untuk warga masyarakat, karena itu Saya menegaskan kepada PERTAMINA untuk membentuk satgas di wilayah DKI yang bertugas mengawasi” tuturnya di depan warga masyarakat.

Perihal pemenuhan kebutuhan masyarakat menurut lulung, berkaitan dengan pentingnya 4 pilar kebangsaan yang terdiri dari Pancasila, UUD 45, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika yang harus diperkokoh untuk kehidupan berbangsa dan bernegara. Namun, dalam konteks kehidupan berbangsa saat ini, peran pemerintah dinilai hanya retorika. Ajakan untuk menjaga 4 pilar kebangsaan yang didengungkan pemerintah kata lulung, sebatas lip service dan sangat politis. 

" 4 pilar kebangsaan idealnya, menguatkan bangsa ini memiliki kesamaan keadilan, yang terjadi kan gak dipenuhi kebutuhan dasar masyarakat, kebutuhan keyakinannya juga tumpang tindih, agak milih-milih, kalau tidak ada kepentingan berarti gak dipenuhi, padahal memelihara kerukunan agama dan terciptanya toleransi antar umat beragama sebagai upaya peningkatan integrasi bangsa adalah pemenuhan kebutuhan paling mendasar selain ekonomi, yang terjadi hanya wacana-wacana, tumpang tindih sangat terasa, yang tidak pro pemerintah dibilang intoleran, sebaliknya yang pro pemerintah meskpun banyak melanggar diberikan karpet merah bak pejuang toleransi ” ujar alumni FH Universitas Islam Attahiriyah (UNIAT) Jakarta.

Acara yang bertajuk “serap aspirasi” mendapat sambutan dan apresiasi warga peserta, layaknya obrolan politik di warung kopi peserta menikmati diskusi yang disampaikan secara santai, apalagi kemeriahan ini dilengkapi dengan hiburan Qasidah Ar-rahman.

Anggota DPR dari dapil DKI Jakarta III (Jakarta Barat, Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu) mengucapkan terima kasih kepada ketua RW 09 Murtaki H.S yang telah memfasilitasi dirinya bisa berjumpa dengan Kelurahan Sukabumi Utara, Kecamatan Kebun Jeruk, Jakarta Barat.

Ia lantas meminta kepada Camat setempat untuk memasukan sosialisasi 4 pilar kebangsaan dalam setiap pelaksanaan Musrenbang (Musyawarah Perencanaan dan Pembangunan). Hal ini berdasarkan data survei yang dirilis pada September 2019, masyarakat yang tersosialisasi 4 pilar kebangsaan baru 82,6 juta dari seluruh penduduk Indonesia. Jumlah sebanyak itu kurang lebih sepertiga dari seluruh rakyat Indonesia. Artinya mayoritas warga negara masih banyak yang belum memahami 4 pilar kebangsaan .  

Turut dihadiri Camat Saumun S.Sos, Lurah Sukabumi Utara Trinanda Puspitosari, tokoh masyarakat, tokoh agama, Ibu-ibu PKK, Jumantik dan warga undangan.

Mengakhiri bincang-bincang santai dengan warga, komisi VII DPR bidang energi, riset teknologi dan lingkungan hidup ini mengajak semua komponen anak Bangsa agar memaknai 4 pilar kebangasaan adalah refleksi dari nilai-nilai kebangsaan masyarakat Indonesia yang sebenarnya secara historis sudah tertanam sejak lama.

"Dapat dikatakan bahwa Pancasila sebagai sebuah ideologi bangsa, UUD 1945 sebagai konstitusi, NKRI sebagai bentuk kesatuan negara, dan Bhineka Tunggal Ika sebagai semboyan kebangsaan yang merupakan pemersatu bangsa tidak bisa ditawar-tawar lagi" tutupnya.