Lukmanul Hakim: Dengan Teknologi Para Milenial Dapat Bertani Tanpa Harus Berkotor-kotor

Lukmanul Hakim: Dengan Teknologi Para Milenial Dapat Bertani Tanpa Harus Berkotor-kotor
Peresmian Piloting Program Pengembangan Ekosistem Halal Value Chain berbasis Pesantren di Pesantren Darusyifa Al Fitroh Yaspida Sukabumi, Rabu (28/4/2021). (Dok. ARBI).

MONITORDAY.COM - Staf Khusus Wakil Presiden (Wapres), Lukmanul Hakim menilai penerapan teknologi pertanian modern menjadi salah satu solusi untuk menarik generasi milenial atau kaum muda terjun di sektor pertanian.

Lukmanul Hakim menyebutkan krisis regenerasi petani muda menjadi tantangan bagi keberlanjutan sektor pertanian Indonesia, maka itu perlu inovasi dan kreativitas agar pertanian menarik bagi generasi muda.

"Bertani tidak harus berlumpur, dengan teknologi para milenial dapat bertani tanpa harus berkotor-kotor," kata Lukmanul Hakim melalui keterangan tertulis yang diterima redaksi di Jakarta, Kamis (29/4/2021).

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah petani menurun dan petani muda hanya 6 persen atau 2,7 juta dari total petani di Tanah Air yang berjumlah 33,4 juta.

Sementara itu, Kepala Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah (DEKS) Bank Indonesia (BI), M Anwar Bashori menerangkan pihaknya membuat sejumlah piloting pengembangan pertanian cerdas (smart farming) berbasis teknologi IoT (internet of think) guna meningkatkan produksi dan menjaring generasi muda terjun ke sektor pertanian.

Salah satunya yaitu pengembangan Greenhouse Aquaponik untuk budi daya pertanian dan perikanan sebagai upaya untuk menarik pemuda bertani .

"Greenhouse yang kami kerja samakan dengan pesantren sudah melakukan ekspor ke beberapa negara," ujar Anwar saat Peresmian Piloting Program Pengembangan Ekosistem Halal Value Chain berbasis Pesantren di Pesantren Darusyifa Al Fitroh Yaspida Sukabumi dan Pesantren Yatim Mabda Islam Sukabumi, Rabu (28/4/2021).

Dalam hal ini, DEKS Bank Indonesia bekerja sama dengan Arus Baru Indonesia (ARBI) membangun Greenhouse Aquaponik dan mesin pengalengan jamur merang yang pada tahap pertama dilaksanakan di delapan pesantren dan dilanjutkan di 10 pesantren pada tahap kedua.

Program tersebut selain membangun kemandirian pesantren juga menjadi sarana edukasi bagi santri dan masyarakat sekitar belajar pertanian modern dengan teknologi.

Lebih lanjut, Anwar mengungkapkan sektor pertanian menjadi penyelamat ekonomi nasional di tengah pandemi COVID-19. Saat krisis akibat pandemi ini, sektor pertanian tumbuh positif.

Adapun, Lukmanul Hakim yang juga sebagai Ketua Umum Arus Baru Indonesia (ARBI) mengatakan pesantren memiliki peran strategis membangun ketahanan pangan dan UMKM.

Pesantren, lanjut dia, dapat menjadi hub ekonomi kerakyatan yang dikembangkan masyarakat sekitar sehingga dapat menyerap tenaga-tenaga kerja setempat.