Lukas Enembe Sebut Permintaan Tokoh Papua ke Jokowi Tak Substansial

Permintaan tersebut tidak substansial sama sekali dan tidak menyampaikan persoalan yang terjadi di Papua.

Lukas Enembe Sebut Permintaan Tokoh Papua ke Jokowi Tak Substansial
Gubernur Papua, Lukas Enembe/Net

MONITORDAY.COM - Gubernur Papua Lukas Enembe mengkritik pertemuan Presiden Joko Widodo dengan para tokoh masyarakat dari Papua dan Papua Barat di Istana Negara, Jakarta, pada Selasa, (10/09/19) beberapa waktu lalu.

Menurutnya, sederet permintaan yang disodorkan kepada Jokowi, seperti tentang pembangunan istana presiden di Papua, pemekaran hingga penempatan jabatan eselon 1 dan 2 di kementerian dan lembaga bukanlah hal yang substansial.

“Permintaan tersebut tidak substansial sama sekali dan tidak menyampaikan persoalan yang terjadi di Papua,” kata Lukas dalam keterangan tertulisnya, Minggu (15/09/19).

Lukas kemudian meragukan kapasitas 61 tokoh Papua dan Papua Barat yang bertemu dengan Presiden Jokowi. Lukas menambahkan, ia akan mengapresiasi pertemuan itu jika yang dibahas akar persoalan Papua.

“Penyelesaian masalah Papua tidak bisa diselesaikan secara parsial tanpa melihat akar persoalan. Demikian juga aktor-aktor yang dilibatkan dalam menyelesaikan persoalan ini seharusnya memiliki kapasitas yang jelas dan mewakili seluruh komponen rakyat,”

Seharusnya, kata Lukas, pemerintah pusat bisa meminta pemerintah daerah untuk memfasilitasi tokoh-tokoh Papua bertemu Presiden, agar persiapannya lebih matang dan apa yang dibicarakan dengan Presiden benar-benar menyentuh akar persoalan

 “Jika kemarin mereka menyampaikan akar persoalan Papua, kita terima. Mereka lupa bagaimana ratusan ribu orang Papua telah mati karena persoalan Papua ini. Menyelesaikan persoalan Papua ini bukan hal mudah,” pungkas Lukas.

 “Papua ini ada pemerintahan daerahnya. Jika presiden ingin bertemu dengan tokoh-tokoh Papua, libatkan pemerintah daerah. Di sini ada Forkompimda. Ada Gubernur, Pangdam, Kapolda, DPRP dan MRP, Papua dan Papua Barat. Juga ada Ketua-ketua Sinode Gereja. Bukan ambil orang sembarangan tanpa kapasitas yang jelas,” tandasnya kemudian.