LLDikti XV NTT Gelar Webinar Soroti Peran Pendidikan Cetak SDM Berdaya Saing

Webinar ini digelar dalam rangka menyoroti bagaimana pendidikan harus dapat mencetak sumber daya manusia yang siap bersaing secara global.

LLDikti XV NTT Gelar Webinar Soroti Peran Pendidikan Cetak SDM Berdaya Saing
Webinar LLDikti XV Nusa Tenggara Timur Bertajuk “Strategi Pengembangan Pendidikan Tenaga Kerja di Era Global” yang digelar pada Rabu (23/9/2020).

MONITORDAY.COM - Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah VX Nusa Tenggara Timur Kembali menggelar webinar dalam rangka merespons isu-isu terkini dunia pendidikan tinggi. Webinar yang memasuki seri 05 ini bertajuk “Strategi Pengembangan Pendidikan Tenaga Kerja di Era Global” yang digelar pada Rabu (23/9/2020).

Sekretaris LLDikti XV Ade Erlangga Masdiana selaku pengagas webinar ini menyatakan bahwa kegiatan tersebut digelar dalam rangka menyoroti bagaimana pendidikan harus dapat mencetak sumber daya manusia yang siap bersaing secara global. Menurutnya, hal ini penting karena saat ini yang dibutuhkan oleh dunia kerja dan industri adalah tingkat kompetensi yang dapat diupayakan oleh setiap lembaga pendidikan.

“kita coba diskusikan bagaimana data lulusan perguruan tinggi, terutama bidang vokasi saat ini belum maksimal dalam mencetak SDM unggul, agar kemudian bisa diserap oleh dunia kerja dan Industri. Karenanya webinar ini digelar untuk sharing  terkait beberapa kendala dan mencarikan solusi yang tepat terkait problem tersebut,” kata Erlangga.

Direktur Sosialisasi dan Kelembagaan Penempatan, Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Servulus Bobo Riti menyatakan, saat ini pekerja migran Indonesia yang jumlahnya sekitar 823.092 orang didominasi oleh lulusan dari sekolah menengah, baik itu SMP maupun SMA.

Karena itu, menurut Servulus, terdapat tantangan yang dimiliki oleh tenaga kerja Indonesia saat ini agar bisa bersaing di ranah global. Tantangan tersebut meliputi penguasaan bahasa terutama bahasa Inggris dan negara tujuan, kemudian kualifikasi atau skill yang perlu dimiliki, serta sertifikasi atau lisensi yang dapat diterima oleh negara tujuan.

“Kami di BP2MI mempunyai sembilan program prioritas dalam rangka menghandapi tantangan tersebut, diantaranya penguatan skema penempatan PMI dalam rangka peningkatan penempatan PMI terampil dan profesional,  kemudian juga peningkatan sinergi dan koordinasi muli-stakeholder terkait tata kelola penempatan dan pelindungan PMI, serta program lainnya,” terangnya.

Sementara itu, Direktur Pendidikan Tinggi Vokasi dan Profesi Ditjen Dikti Benny Bandandjaja dalam kesempatan itu menyatakan bahwa pihaknya saat ini terus mendorong dan mengupayakan agar bisa mencetak sumber daya manusia yang unggul. Yakni sumber daya yang mempunyai karekter yang kuat berlandaskan Pancasila, sehingga siap bersaing di tengah situasi global yang semakin kompetitif.

Benny mengungkapkan, saat ini memang terdapat beberapa tantangan yang ditemui dunia pendidikan, misalnya terkait kualitas lulusan perguruan tinggi yang tidak sesuai dengan kebutuhan industri. Hal ini sering kali diakibatkan oleh kurikulum dan capaian pembelajaran yang tidak match dengan kebutuhan dunia industri.

“karena itu, saat ini yang diperlukan adalah kita mencari informasi apa saja yang dibutuhkan dunia industri, supaya nantinya bisa disesuaikan dengan kurikulum yang ada. selain itu kami di Ditjen Diksi (Pendidikan Tinggi Vokasi) juga menyiapkan program utama dalam rangka link and match dengan dunia usaha dan dunia industri,” tutur Benny.

Pembicara lain yang turut hadir menuturkan gagasannya terkait tema ini adalah Anggota DPD RI dari NTT (Ir Abraham Paul Liyanto), Direktur Sumber Daya. Ditjen Dikti Kemendikbud (DR M. Sofwan Effendi, M.Ed,), Ketua APJATI  (Ayub Basalamah), Direktur Politeknik Pertanian Negeri Kupang (Ir Thomas Lapenangga MS), Ketua Umum ILUNI UI (Andre Rahardian, SH, LLM, M.Sc), serta Frahel Theodora, Head of Curriculum NUADU Asia.