Lebih Baik Dipecat, Mantan Pilot Israel: Sungguh Ini Kejahatan Perang

Lebih Baik Dipecat, Mantan Pilot Israel: Sungguh Ini Kejahatan Perang
Seorang mantan pilot Angkatan Udara Israel , Yonatan Shapira (Foto: Istimewa)

MONITORDAY.COM -Sejak meninggalkan tentara Israel, Seorang mantan pilot Angkatan Udara Israel , Yonatan Shapira, menyerukan kampanye untuk tidak mematuhi perintah militer Israel.

Akibatnya, 27 pilot militer membelot sehingga mereka  diberhentikan di Angkatan Udara Israel sejak 2003.

Shapira mengaku bahagia dan memilih mengundurkan diri dari tentara Israel tahun 2003 pada puncak Intifadah Kedua Palestina. Menjadi tentara dinilainya sebagai penjahat perang 

Dalam sebuah wawancara eksklusif dengan kantor berita Turki, Anadolu, Shapira menyadarinya jika Ia telah bergabung dengan organisasi teroris.

"Saya menyadari selama Intifada Kedua apa yang dilakukan Angkatan Udara Israel dan militer Israel adalah kejahatan perang, yang meneror populasi jutaan orang Palestina," ujarnya kepada Anadolu, Sabtu (22/5/2021).

"Ketika saya menyadarinya, saya memutuskan untuk tidak hanya pergi tetapi untuk mengatur pilot lain yang secara terbuka akan menolak untuk mengambil bagian dalam kejahatan ini," imbuh  Shapira. 

"Sebagai seorang anak di Israel, Anda dibesarkan dalam pendidikan militeristik Zionis yang sangat kuat. Saya hampir tidak tahu apa-apa tentang Palestina,  sayatidak tahu tentang Nakba 1948, saya tidak tahu tentang penindasan yang sedang berlangsung," ungkap Shapira seperti dikutip dari Middle East Monitor, Sabtu (22/5/2021).

Seperti diketahui, selama sebelas hari lalu pesawat tempur Israel telah melancarkan ratusan serangan udara terhadap warga sipil Palestina di Jalur Gaza . Menurut pejabat kesehatan Gaza setidaknya 232 warga Palestina tewas dalam pertempuran itu, termasuk 65 anak-anak. Sementara otoritas Israel mengatakan 12 warga tewas, di antaranya dua pemuda.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan pada hari Jumat bahwa lebih dari 8.500 orang terluka di Gaza, sementara sekitar 30 rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya rusak atau hancur oleh serangan Israel. Blok apartemen, kantor media, kamp pengungsi yang ramai, serta situs pengujian dan vaksinasi virus Corona utama Gaza juga menjadi sasaran serangan udara.