Kurangi Ketergantungan Impor, BUMN Diminta Perkuat Riset Terkait Produktivitas Kedelai

MONITORDAY.COM - Komisi VI DPR RI Amin Ak meminta agar BUMN sektor pangan memperkuat aktivitas riset dan pengembangan dalam rangka membantu meningkatkan produktivitas kedelai di tanah air.
"Hal itu agar Indonesia ke depannya tidak lagi mengalami ketergantungan impor kedelai," kata Amin, dalam keterangan tertulisnya, Senin (11/1/2021).
Menurut dia, hal tersebut menjadi salah satu pekerjaan rumah mendesak bagi BUMN Pangan mengingat saat ini produktivitas kedelai lokal hanya separuh dari produktivitas kedelai impor.
"Data BPS menunjukkan produktivitas kedelai lokal hanya 1,5 ton-2 ton per hektare. Sedangkan produktivitas kedelai impor mencapai 4 ton per hektare," ungkapnya.
Sementara data dari IPB University mengungkapkan sekitar 70 persen kedelai dialokasikan untuk produksi tempe, 25 persen untuk produksi tahu, dan sisanya untuk produk lain, sedangkan rata-rata kebutuhan kedelai di Indonesia mencapai 2,8 juta ton per tahun.
"Dalam sejarah, puncak produksi kedelai lokal terjadi tahun 1992 silam yang mencapai 1,87 juta ton," ungkap Amin.
Karena itu, kata dia, jika Indonesia mampu kembali ke produksi 1,8 juta ton per tahun, maka impor kedelai hanya sekitar 1 juta ton saja.
"Jika bersungguh-sungguh ingin membangun kemandirian pangan, BUMN Pangan mampu mewujudkan misi tersebut," lanjut politisi PKS itu.
Selain soal produktivitas, menurut dia, faktor harga jual di tingkat petani dinilai berpengaruh besar terhadap pengembangan kedelai lokal.
"Efisiensi produksi akan menjadi insentif agar petani memperoleh pendapatan yang lebih baik, sehingga mereka bergairah menanam kedelai," demikian kata Amin Ak.