KTT G20 dan Kerjasama Sinergis Pemerintah dengan Kalangan Perguruan Tinggi

MONITORDAY.COM - Menghadapi forum dunia, kalangan akademik adalah mitra strategis Pemerintah dalam melakukan berbagai kajian strategis. Termasuk dalam menghadapi Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Roma. Apalagi Indonesia menerima estafeta presidensial G20 yang berarti Indonesia akan menjadi tuan rumah bagi forum serupa di tahun 2022.
Dan bagi perguruan tinggi yang terlibat dalam kerjasama ini tentu akan sangat berarti dalam mendorong peran, fungsi dan kredibilitasnya di kancah global. Universitas Indonesia (UI) menjadi salah satu mitra akademik pemerintah Indonesia untuk penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G-20 tahun 2022. Kontribusi UI diharapkan dapat mengoptimalkan posisi Indonesia (satu-satunya negara anggota G-20 dari kawasan Asia Tenggara), sebagai penyelenggara tuan rumah (presidensi) G-20 2022.
Keikutsertaan UI sebagai mitra akademik tersebut ditandai lewat penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko Perekonomian) pada bulan September 2021 silam.
Ruang lingkup kerja sama ini meliputi bidang riset dan inovasi, serta bidang akademik dan kemahasiswaan, diantaranya pendirian Pusat Kajian Kerja Sama Ekonomi Internasional, pelibatan pakar dari berbagai disiplin ilmu dalam penyelenggaraan KTT G-20 Indonesia, penyediaan fasilitas dan dukungan untuk aktivitas penelitian, dan pengembangan kapasitas peneliti UI.
Selain itu, kerja sama ini juga membuka pintu bagi para mahasiswa untuk dapat melaksanakan program magang, mentorship, serta penyelenggaraan kuliah umum yang melibatkan praktisi dan pembuat kebijakan sebagai narasumber.
Pihak UI meyakini bahwa kerja sama ini akan semakin meningkatkan eksposur internasional kepada UI sebagai institusi pendidikan tinggi dan riset. Penandatanganan PKS ini diharapkan dapat menjadi pijakan yang solid untuk kemitraan antara kedua belah pihak dalam persiapan dan pelaksanaan penyelenggaraan KTT G-20 di Bali pada tahun 2022, serta menjadi awal untuk kerja sama yang lebih erat untuk program-program lainnya di masa depan/
Sistem kerja di G20 sendiri terbagi menjadi dua pilar, yakni finance atau keuangan dan sherpa track. Pilar keuangan dikelola oleh Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia, sedangkan isu diluar keuangan dan moneter dikelola di bawah pilar sherpa track yang digawangi oleh Menko Perekonomian dan Menteri Luar Negeri