KTT ASEAN Plus Three Antisipasi Wabah di Asia Tenggara
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Khusus APT atau ASEAN Plus Three berlangsung secara virtual pada Selasa (14/4/2020) petang. Selain anggota ASEAN tiga negara lainnya adalah Jepang, Tiongkok, dan Korea Selatan. Forum ini membahas agenda penting kerjasama dalam menangani pandemi global Covid-19.

MONITORDAY.COM – Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Khusus APT atau ASEAN Plus Three berlangsung secara virtual pada Selasa (14/4/2020) petang. Selain anggota ASEAN tiga negara lainnya adalah Jepang, Tiongkok, dan Korea Selatan. Forum ini membahas agenda penting kerjasama dalam menangani pandemi global Covid-19.
Pada kesempatan tersebut Presiden Joko Widodo mengajak agar infrastruktur yang sudah dimiliki APT diperkuat dan dijalankan. Beberapa hal yang disampaikan Presiden antara lain dapat dirangkum dalam beberapa butir berikut ini :
Yang pertama, ASEAN Plus Three Macroeconomic Research Office atau AMRO. Sesuai mandatnya AMRO fokus pada tiga fungsi utama untuk memastikan macroeconomic surveillance, mendukung CMIM, dan memberikan Technical Assistance bagi negara anggota.
Kedua, Chiang Mai Initiative Multilateralization (CMIM). Inisiatif ini muncul pasca krisis 1997 untuk melepaskan diri dari ketergantungan terhadap IMF. Chiang Mai Initiative (CMI) adalah pengaturan pertukaran mata uang multilateral. Inisiatif ini mengumpulkan cadangan devisa senilai US $ 120 miliar dan diluncurkan pada 24 Maret 2010. Jumlah itu telah diperluas menjadi $ 240 miliar pada 2012. Inisiatif ini dimulai sebagai serangkaian pengaturan pertukaran bilateral setelah negara-negara ASEAN Plus Three bertemu pada 6 Mei 2000 di Chiang Mai, Thailand, pada pertemuan tahunan Bank Pembangunan Asia atau ADB.
Ketiga, APT Emergency Rice Reserve (APTERR) juga harus disiagakan untuk menjamin food security. Tujuan utama APTERR adalah untuk memperkuat ketahanan pangan, pengentasan kemiskinan, dan pemberantasan kekurangan gizi di antara para anggotanya tanpa mendistorsi perdagangan normal, sementara tujuan umum dari Para Pihak APTERR adalah jaminan ketahanan pangan di kawasan APT.
Keempat, Memperkuat kerja sama riset dan pengadaan alat kesehatan, vaksin dan obat-obatan. Berbagai peralatan termasuk ventilator diperlukan dalam jumlah yang memadai untuk membantu pasien. Tanpa kerjasama akan sangat sulit menyediakan alat kesehatan yang relatif mahal saat terjadi puncak wabah. Demikian juga dengan ketersediaan vaksin dan obat-obatan. Walaupun proses penyediaan vaksin dan obat memerlukan waktu lama namun ketersediaan obat yang ada untuk penyakit sejenis tetap diperlukan sampai ditemukannya obat baru.
Kelima, Peningkatan kapasitas tenaga medis melalui antara lain penguatan field epidemiology training network. Jaringan pelatihan ini sangat diperlukan agar efektifitas dalam penanganan wabah dapat ditingkatkan. Pun risikonya terhadap tenaga medis dapat ditekan.