Korut Tingkatkan Daur Ulang di tengah Sanksi dan Pandemi

Korut Tingkatkan Daur Ulang di tengah Sanksi dan Pandemi
Korut mampu bertahan dari sanksi dan pandemi karena mampu mengolah ulang sampah yang dimiliki (Foto: Istimewa)

MONITORDAY.COM - Dengan penutupan perbatasan anti-pandemi yang membatasi impor barang-barang seperti plastik dari China, Pemerintah Korea Utara melakukan  daur ulang secara masif.

Hal ini dilakukan untun mengubah sampah menjadi sumber  ekonomi yang lebih mandiri.

Di Korea Utara, unit lingkungan yang disebut “inminban” di masing-masing wilayah memisahkan sampah yang dapat didaur ulang di tempat pembuangan sampah umum. Sebagai lembaga pengawas lingkungan terkecil, satu inminban terdiri dari 20 sampai 30 rumah tangga. 

Pada umumnya, sepuluh unit, atau 300 rumah tangga menggunakan satu tempat pembuangan sampah umum. Mereka seharusnya membayar biaya sewa truk kargo dan biaya bensin untuk pengangkutan sampah. 

"Itu berarti setiap rumah tangga berbagi biaya pembuangan sampah, sama seperti pembuangan sampah di Korea Selatan," dikutip dari reuters, Rabu (16/6/2021). 

Sampah produk sekali pakai juga dapat ditemukan di Korea Utara. Tetapi barang sekali pakai di Korea Utara tidak beragam seperti di Korea Selatan dan kemasannya juga lebih sederhana. Di sebagian besar daerah, telur dibungkus dengan jerami. 

Meskipun kantong dan wadah plastik banyak terdapat di kota-kota besar, tapi banyak penduduk juga senang menggunakan tas yang terbuat dari kain atau bahan alami. 

Sejalan dengan itu, negara tersebut telah melaksanakan program daur ulang secara intensif. Korea Utara menggunakan minyak limbah industri untuk menghasilkan cat dan membuat topi dengan kain sisa. 

Negara ini juga membuat protein dengan menggunakan air limbah yang dihasilkan dalam proses penggulungan sutra dari kepompong. Berbagai metode sepertinya digunakan untuk mengubah limbah industri menjadi sumber daya yang bermanfaat. 

Tetapi Korea Utara masih harus mengimpor beberapa bahan mentah yang tidak dapat diganti dengan sumber daya hasil daur ulang. 

Dalam hal ini, proyek daur ulang di negara ini memiliki keterbatasan. Korea Utara mencoba menggunakan daur ulang sebagai sarana untuk mengembangkan ekonomi, tetapi dampaknya tidak signifikan.