Belajar Dari Pengalaman Ekuador Ketika Covid-19 Mewabah

Saat Virus Corona mewabah ke penjuru dunia, sepertinya negara ini tidak siap menghadapi pandemi Corona Virus. Kurangnya  kepedulian, kurangnya dalam mengantisipasi, dan rendahnya  kesadaran warga akan bahaya Covid-19 ini.

Belajar Dari Pengalaman Ekuador Ketika Covid-19 Mewabah
Salah satu pemandangan mayat terinfeksi Virus corona tergeletak begitu saja dijalanan Kota Guayaquil

MONITORDAY.COM - Negara Ekuador adalah sebuah negara yang berada di bagian Amerika Selatan, letaknya sangat strategis  dan beriklim tropis, sama seperti Indonesia membuat negara ini subur sepanjang tahun

Ekuador kalau dalam bahasa Spanyol berarti Khatulistiwa (Ecuador). Negara ini juga dikenal sebagai penghasil pisang berkualitas tinggi untuk pasar ekspor.

Saat Virus Corona mewabah ke penjuru dunia, sepertinya negara ini tidak siap menghadapi pandemi Corona Virus. Kurangnya  kepedulian, kurangnya dalam mengantisipasi, dan rendahnya  kesadaran warga akan bahaya Covid-19 ini.

Kebanyakan warganya masih melakukan aktivitas seperti biasa dan tidak ada langkah pencegahan seperti Physical Distancing, sehingga semuanya terlambat untuk menekan jumlah penyebaran Virus Corona.

Otoritas pemerintah setempat mengutarakan, sebanyak 6.700 orang tewas di  kota Guayaquil, provinsi Guayas dalam dua minggu pertama April, jauh lebih banyak daripada 1.000 kematian di sana dalam periode yang sama.

Guayaquil kota terbesar di Ekuador, merupakan wilayah yang paling terpukul oleh penularan Virus Corona.

Terlihat pemandangan jejeran mayat, dan  peti mayat di sepanjang jalan. Mereka tak mampu lagi untuk sekedar menguburkan dengan cepat dan layak.

Dimana pihak berwenang tidak dapat mengimbangi kenaikan besarnya angka kematian, meninggalkan mayat terbungkus selimut di rumah keluarga.

Sudah terlalu banyak yang menjadi korban. Bahkan banyak diantaranya digeletakkan begitu saja dijalanan, dan banyak juga yang  tertumpuk dikontainer. Negara ini sudah tak berdaya. Mereka seperti kehabisan tenaga, sudah menyerah, dan tak mampu lagi untuk berbuat banyak.

Tenaga kesehatan yang bekerja di rumah sakit sudah meninggalkan semua pasiennya karena takut tertular, warga yang sakit tidak dapat tertangani karena penuhnya ruang perawatan dan sebagian warga tidak bisa ke klinik, sebab ketidakmampuan untuk membayar biaya pengobatan. 

Menurut angka pemerintah, 14.561 orang telah tewas di provinsi Guayas sejak awal Maret karena semua sebab. Provinsi ini biasanya melihat 2.000 kematian per bulan rata-rata.

Sesuai data Worldometer hingga kini, Senin (20/4/2020), angka kasus yang terkonfirmasi Covid-19 berjumlah 6.575. Karena kurangnya pengujian yang meluas berarti kemungkinan jumlahnya bisa lebih banyak dari angka yang telah dilaporkan.

Wakil Presiden Ekuador, Otto Sonnenholzer, meminta maaf kepada negara awal bulan ini atas tanggapan lambatnya pemerintah dalam menangani  pandemi Covid-19.

"Kami telah melihat gambar-gambar yang seharusnya tidak pernah terjadi, dan sebagai pelayan publik saya, saya minta maaf," tutur Sonnenholzer.

Seperti itulah akibat kegananasan Virus Corona. Karena rendahnya kesadaran, dan kurangnya disiplin masyarakat untuk mengantisipasi bahaya Covid-19.

Maka dengan itu, Kita harus sadar untuk mengikuti peraturan dan himbauan pemerintah. Dengan melakukan  tindakan, yakni menjaga kebersihan, jaga pola hidup sehat, kurangi aktivitas di luar rumah, lakukan Physical Distancing, dan hindari keramaian atau kerumunan.

Oleh karena itu, justru masyarakat yang peduli dan sadar, sebagai garda terdepan dalam menekan angka kasus terinfeksi  Covid-19 untuk mengurangi beban tenaga medis di rumah sakit. 

'Kesadaran Kita Selamatkan Kita'.