Konten Dakwah Rahmatan Lil Alamin Kian Dilirik di Negeri Matador
Warga Spanyol semakin melirik Dienul Islam melalui konten dakwah rahmatal lil alamin. Jika cahaya ilahi itu datang, tak akan ada satu manusia yang mampu menolak sesuai kehendakNYA.

MONITORDAY.COM - Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta, Prof Nasaruddin Umar mengakui konten dakwah Islam rahmatan lil alamin di spanyol sudah mulai diterima. Bahkan, konsep rahmatan lil alamin semakin dilirik.
Diketahui, kehadiran Islam di Spanyol memiliki sejarah yang sangat panjang. Islam pernah berkuasa di Spanyol lebih dari 600 tahun.
"Walaupun, akhirnya nasib umat Islam di Spanyol menjadi sangat memilukan. Puing-puing masjid diubah menjadi gereja setelah terjadi gerakan pembersihan etnik Muslim. Namun, dalam perkembangan terakhirnya, populasi Muslim di Spanyol sudah mulai ada perkembangan lagi," ujarnya di Jakarta, sabtu (29/8/2020).
Dalam buku Geliat Islam di Negeri Non-Muslim, Ulama asal Bugis ini menjelaskan bertambahnya populasi Muslim di Spanyol. Tidak hanya bertambah secara populasi, menurut dia, warga spanyol mulai membuka diri dan ingin mengetahui lebih dalam tentang Islam.
Seiring dengan konten dakwah Islam rahmatan lil alamin yang mengutamakan moderasi agama dan memiliki substansi yang sejuk kian menarik perhatian negeri yang pernah dikuasai oleh umat Islam dahulu kala.
Mengacu pada data dari Komisi Islam Spanyol pada 2015, komunitas Muslim yang tinggal di Spanyol berjumlah 1.887.906 atau empat persen dari populasi penduduk Spanyol. Data lain menyebutkan, 41 persen Muslim di Spanyol berkebangsaan Spanyol, sedangkan 59 persen diantaranya imigran.
Keberadaan Muslim di Spanyol tak lepas dari keberadaan Komisi Islam Spanyol (Islamic Commission of Spain). Menurut dia, organisasi ini menjadi rumah bagi komunitas Muslim dalam merencanakan dan membangun eksistensinya di tengah hegemoni masyarakat Eropa yang juga sebagiannya membenci Islam. Lembaga ini seakan-akan menjadi harapan besar bagi kalangan Muslim Spanyol.
Secara perlahan, Komisi Islam Spanyol pun menjadi rumah yang mengakomodasi arus aspirasi Muslim Spanyol. Lembaga ini juga menjadi jembatan antara pemerintah Spanyol dan komunitas Muslim, khususnya terkait hak-hak dasar masyarakat Muslim Spanyol.
Salah satu yang perlu dicatat dari kehadiran lembaga tersebut adalah terbitnya UU Nomor 26 Tahun 1992 tentang kesepakatan pemerintah Spanyol dan Komisi Muslim Spanyol. Salah satu isinya adalah tugas lembaga ini mengatur dan membina para imam sekaligus mengeluarkan rekomendasi mendapatkan sertifikat dari lembaga kehakiman Spanyol.
Namun, bukan hanya personel imam yang diatur, konten dakwahnya juga disusun dengan baik, yaitu konten yang mengedepankan Islam yang ramah. Prof Nasaruddin pun melihat dakwah di Spanyol menunjukkan angka yang cukup menggembirakan. Menurut dia, konten-konten dakwah Islam mulai diterima oleh masyarakat asli Spanyol.