Komisi X DPR Apresiasi Langkah Strategis Kemendikbud dalam Penanganan Covid-19
Kemendikbud telah melatih 15 ribu relawan mahasiswa untuk diditugaskan di Kementerian Kesehatan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dan organisasi-organisasi kemanusiaan yang membutuhkan.

MONITORDAY.COM - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) telah merealokasi anggaran Rp 405 miliar untuk mengaktifkan 13 Rumah Sakit Pendidikan agar dapat merawat pasien COVID-19 dan 13 Fakultas Kedokteran untuk menjadi pusat tes (test center).
Tak hanya itu, Kemendikbud juga menyerahkan bantuan 2.000 baju Alat Pelindung Diri (APD), 2.000 pelindung muka/face shield dan 466 sepatu bot kepada Rumah Sakit Pendidikan dan Relawan Mahasiswa Kesehatan yang bertugas dalam penanganan Coronavirus Disease (COVID-19).
Menanggapi hal itu, Ketua Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Syaiful Huda mengapresiasi langkah strategis Kemendikbud dalam penanganan COVID-19.
"Saya bersyukur, saya bangga, Kemendikbud sudah mengambil inisiatif. Tiga belas Fakultas sudah siap, Rumah Sakit Pendidikan kita juga sudah siap untuk uji COVID-19. Lima belas ribu relawan sudah dilakukan pelatihan oleh WHO, oleh Kemenkes, dan oleh dokter-dokter spesialis. Ini langkah yang cukup luar biasa," kata Syaiful Huda di Jakarta, Senin (06/04/20).
Aksi solidaritas yang akan dilakukan oleh lima belas ribu relawan mahasiswa, menurut Syaiful Huda, merupakan kontribusi terbaik yang bisa diberikan kepada bangsa dan negara.
"Atas nama DPR RI melalui Komisi X, kami menyampaikan apresiasi, dan empati, dan respek setinggi-tingginya atas inisiatif, ikhtiar, kemauan, dan kesiapan teman-teman para relawan untuk membangkitkan solidaritas kemanusiaan antar sesama anak bangsa ini," ungkap Ketua Komisi X DPR RI.
Sebelumnya, Plt. Dirjen Dikti melaporkan bahwa Kemendikbud juga telah melatih 15 ribu relawan mahasiswa. Mereka segera ditugaskan di Kementerian Kesehatan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dan organisasi-organisasi kemanusiaan yang membutuhkan.
Sebagian besar didistribusikan ke AIPKI (Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia) di 34 provinsi untuk program-program promotive dan prefentif di setiap daerah.
"Dalam bekerja, para relawan berada di bawah bimbingan dan pengawasan dosen dan dikoordinasikan oleh Dekan Fakultas Kedokteran setempat bersama dengan Dinas Kesehatan Provinsi," ujar Nizam.