Pemuda Muhammadiyah: Berpolitik Harus Berlandaskan Moral Agama
Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak menyatakan, Perilaku memperalat agama untuk kepentingan meraih kekuasaan menjadi perilaku umum yang ditunjukkan oleh para elit dan politisi belakangan ini.
_1.jpg)
MONITORDAY.COM - Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak menyatakan, Perilaku memperalat agama untuk kepentingan meraih kekuasaan menjadi perilaku umum yang ditunjukkan oleh para elit dan politisi belakangan ini.
“Kemunafikan dan keberpura-puraan rajin dipertontonkan untuk memperoleh simpati dari pemilih umat beragama. Simbol-simbol agama yang sama sekali tidak pernah dikenakan, jelang pemilu biasanya digunakan,” ujar Dahnil, di Jakarta, Kamis, (24/4/2018).
Ia mencontohkan perilaku beberapa elit yang mendadak pakai jilbab, mendadak rajin ke Masjid, ke Gereja, ke Pesantren dan simbol-simbol religius lainnya, bahkan tidak jarang, menurutnya, memaksakan diri menjadi imam shalat.
“Perilaku mendadak religius tersebut akhirnya menjadikan agama menjadi ruang pertarungan politik, Rumah Ibadah menjadi battle ground pemilu, dan merusak kerukunan umat beragama di Indonesia,” tuturnya.
Di tengah fenomena “mendadak religius” yang ditunjukkan para politisi, kata Dahnil, masyarakat harus terus merawat akal sehatnya dalam menilai dan tetap menjaga kerukunan antar umat beragama, Jangan sampai upaya adu domba demi syahwat kekuasaan merusak keberagaman Indonesia.
Karena itu, ia berharap agar para elit politik untuk tampil dan berpolitik dengan otentik, tidak dipenuhi dengan laku-laku “mendadak religius” yang cenderung menipu.
"Mari menghadirkan nilai-nilai akhlak dalam agama menjadi standar moral bagi praktik politik bukan memperalat agama sekedar untuk kekuasaan jangka pendek,” terang Dahnil.