Kominfo: Hoaks Politik Semakin Masif Disebarkan Jelang Pemilu

Menjelang pelaksanaan Pemilu 2019, sebaran hoaks di media sosial semakin kencang dihembuskan. Hoaks biasanya dibuat untuk menyerang lawan politik melalui berita bohong yang sengaja disebarkan ke publik melalui media sosial.

Kominfo: Hoaks Politik Semakin Masif Disebarkan Jelang Pemilu
Ilustrasi Foto: Istimewa

MONITORDAY.COM – Menjelang pelaksanaan Pemilu 2019, sebaran hoaks di media sosial semakin kencang dihembuskan. Hoaks biasanya dibuat untuk menyerang lawan politik melalui berita bohong yang sengaja disebarkan ke publik melalui media sosial.

Dampak dari berita hoaks sendiri cukup efektif untuk membuat banyak masyarakat percaya terhadap berita bohong tersebut, lantaran sebagian besar dari mereka saat ini telah menggunakan media sosial. Mereka yang telah termakan berita hoaks biasanya ikut pula menyebarkan, hingga efeknya masif menyentuh banyak kalangan.

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dari hasil identifikasinya menunjukan bahwa berita hoaks memang semakin kuat menjelang pelaksanaan Pemilu 2019. Hal ini disimpulkan dari hasil identifikasi yang dilakukan sepajang periode bulan Agustus 2018 sampai dengan Februari 2019, yang mendapati sedikitnya 771 berita hoaks.

“Bulan Agustus 2018 hanya 25 informasi hoaks yang diidentifikasi oleh Tim AIS Subdit Pengendalian Konten Ditjen Aplikasi Informatika. September 2018, naik menjadi 27 hoaks, sementara di Oktober  dan November 2018 masing-masing di angka 53 dan 63 hoaks. Desember 2018, jumlah hoaks terus naik di angka 75 konten,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Biro Humas Kementerian Kominfo, Ferdinandus Setu, dalam siaran persnya Rabu (6/3).

Ia menjelaskan bahwa dari dari 771 total konten hoaks yang telah diverifikasi dan divalidasi oleh Tim AIS Kemkominfo, sebanyak 181 konten hoaks terkait isu politik, baik hoaks yang menyerang pasangan Calon Presiden (Capres) dan Calon Wakil Presiden (Cawapres) Nomor 01 dan No 02, maupun yang terkait partai politik peserta pemilu 2019.

Selain hoaks Politik, Ferdinanus menyebutkan, berturut-turut menyusul hoaks isu kesehatan sebanyak 126, hoaks isu pemerintahan sebanyak 119 hoaks, hoaks berisikan fitnah terhadap individu tertentu sebanyak 110, hoaks terkait kejahatan 59, hoaks isu agama 50, hoaks isu internasional 21, hoaks penipuan dan perdagangan masing-masing 19 konten, dan terakhir hoaks isu pendidikan sebanyak 3 konten.

Tim AIS Kemkominfo dibentuk pada Januari 2018 untuk melakukan pengaisan terhadap seluruh konten internet yang beredar di cyber space Indonesia. Tim AIS berjumlah 100 personil didukung oleh mesin AIS yang bekerja 24 jam, 7 hari seminggu tanpa henti.

Hasil dari identifikasi tersebut menunjukan hembusan berita hoaks naik sangat signifikan terjadi pada bulan Januari dan Februari 2019. Sebanyak 175 konten hoaks yang berhasil diverifikasi oleh Tim AIS Kemkominfo pada Januari 2019. “Angka ini naik dua kali lipat di Februari 2019 menjadi 353 konten hoaks,” ucap Ferdinanus.