Kolaborasi Negeri Untuk Mandalika

Kolaborasi Negeri Untuk Mandalika
Jokowi Uji Coba Sirkuit Mandalika | Foto: Agus Suparto

SETELAH absen selama 25 tahun sebagai penyelenggara MotoGP, akhirnya Indonesia kembali menjadi tuan rumah gelaran balap motor paling bergengsi sedunia tersebut. Kali ini bertempat di sirkuit Mandalika, Lombok (NTB), kawasan wisata yang tengah serius dikembangkan oleh pemerintah.

Euforia pun melanda penjuru negeri. Berbondong-bondong masyarakat memenuhi arena sirkuit Mandalika. Diperkirakan lebih dari 100 ribu tiket terjual selama tiga hari penyelenggaraan (18-20 Maret 2022), dengan jumlah penonton pada puncak event mencapai 62 ribu orang.

Semesta pun tampaknya mendukung hajatan otomotif kelas dunia itu. Tepat saat Presiden Jokowi tiba untuk menonton, hujan sempat turun dengan derasnya. Namun dalam waktu singkat, hujan berhenti, ditingkahi pula oleh aksi unik Mbak Rara sang pawang hujan.

Balapan kembali dilanjutkan dan dimenangkan oleh pembalap asal Portugal dari tim Red Bull KTM, Miguel Oliveira. Juara kedua dan ketiga ditempati oleh Fabio Quartararo (Monster Yamaha) dan Johann Zarco (Pramac Ducati).

Sementara itu pembalap legendaris MotoGP dari tim Repsol Honda, Marc Marquez batal tampil setelah mengalami kecelakaan pada sesi pemanasan. Pembalap muda Mario Aji menjadi satu-satunya wakil dari Indonesia, turun pada kompetisi Moto3, tetapi harus puas finish di urutan 14.

Pengembangan Kawasan Mandalika

Sukses Indonesia menggelar MotoGP tidak ujug-ujug. Indonesia resmi menandatangani kontrak dengan Dorna Sports selaku pemegang hak komersial MotoGP pada awal tahun 2019. Mandalika dipilih sebagai lokasi sirkuit dengan konsep street circuit atau balapan di jalan raya.

Mandalika merupakan kawasan ekonomi khusus (KEK) pariwisata yang digadang-gadang sebagai satu di antara 10 Bali Baru dan destinasi super prioritas. Riwayat panjang membentang lebih dari 29 tahun dalam upaya pengembangan kawasan Mandalika yang bertetangga dengan Pulau Dewata.

Kawasan itu disebut-sebut sudah dibidik oleh Presiden Soeharto sejak 1973. Semasa Joop Ave yang menjabat Dirjen Pariwisata pada 1989, pemerintah menunjuk BUMN Lombok Tourism Development Corporation (LTDC) untuk mengembangkan kawasan Mandalika.

Tidak seperti kawasan Nusa Dua di Bali, pengembangan Mandalika berjalan lambat. Terpukul oleh krisis moneter, LTDC dinyatakan bangkrut pada 1998. Semasa kepemimpinan Presiden SBY pada 2008, aset-aset LTDC dialihkan kepada Bali Tourism Development Corporation (BTDC).

Baru pada 2011 SBY melakukan groundbreaking pembangunan di Mandalika, sebagai bagian dari proyek strategis MP3EI, dengan anggaran mencapai Rp 27 triliun untuk masa 10 tahun. Didukung pula dengan diresmikannya bandara baru menggantikan bandara lama Selaparang di Mataram.

Terkendala pembebasan lahan, Mandalika tak kunjung berkembang. Beralih ke masa Jokowi, pemerintah mengeluarkan payung hukum berupa instruksi presiden (Inpres) agar jajaran pemerintah daerah berani mengambil keputusan untuk mempercepat pembebasan lahan.

Investasi pun mengalir masuk ke Mandalika yang telah berstatus KEK, menembus angka Rp 13 triliun pada 2017. BTDC, yang berganti nama menjadi Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), menjadi pengembang dan pengelola KEK Mandalika. Hotel-hotel berbintang dibangun di Mandalika.

Direktur Utama PT Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) Abdulbar M. Mansoer diberi target membangun Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika. Foto: net.

Pengembangan pariwisata di Mandalika diperkirakan menyerap tenaga kerja 58 ribu orang. Dampak langsung dari KEK Mandalika yang juga merupakan proyek strategis nasional (PSN) itu dapat dirasakan masyarakat sekitar dengan membuka usaha serta memajukan perekonomian daerah.

Salah satu strategi yang ditempuh ITDC selaku BUMN pengembang Mandalika adalah menyiapkan pembangunan sirkuit balap berstandar internasional. Presiden Jokowi sendiri memiliki tekad agar Indonesia dapat kembali menggelar MotoGP yang terhenti sejak 1998.

Jokowi melihat potensi gelaran MotoGP maupun Formula One (F1) sebagai pariwisata olahraga (sport tourism). Selama ini orang Indonesia banyak yang menonton balapan MotoGP dan F1 di negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia.

Dengan luas 1.035,67 hektar, pengembangan kawasan Mandalika memerlukan pembiayaan sangat besar, bersumber dari dalam dan luar negeri. Dukungan fiskal dari pemerintah berupa penyertaan modal negara (PMN), fasilitas penugasan khusus ekspor (PKE), dan penjaminan pemerintah. 

Suntikan PMN diberikan kepada ITDC pada 2015 sebesar Rp 250 miliar dan pada 2020 sebesar Rp 500 miliar. Pada 2019 Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) mendapat penugasan khusus untuk membangun infrastruktur dasar di Mandalika dengan alokasi dana sebesar Rp 1,2 triliun.

ITDC mendapatkan jaminan pemerintah untuk pembiayaan dari Asian Infrastructure and Investment Bank (AIIB) senilai USD 248 juta. Untuk pertama kalinya AIIB secara global mendanai pembangunan infrastruktur pariwisata, yaitu Mandalika Urban Tourism and Infrastructure Project (MUTIP).

Sinergi BUMN Membangun Mandalika

Dengan kuatnya dukungan pendanaan, ITDC menggencarkan pembangunan di kawasan Mandalika. Infrastruktur dasar seperti jalan, pengolahan air bersih, dan pembangkit listrik mulai dibangun. Selain itu dibangun pula Masjid Nurul Bilad dan berbagai fasilitas wisata menuju Pantai Kuta.

ITDC merupakan BUMN pariwisata yang sebelumnya telah sukses mengembangkan kawasan Nusa Dua di Bali. KEK Mandalika menjadi ekspansi ITDC berikutnya. Pengerjaan pembangunan di kawasan Mandalika melibatkan banyak BUMN lainnya, terutama pada tahap konstruksi.

Misalnya, pada proyek MUTIP yang didanai oleh AIIB dikerjakan oleh PT Pembangunan Perumahan (PP) dan Wijaya Karya (WIKA) untuk Paket I senilai Rp 940 miliar, sedangkan Paket II dikerjakan oleh Hutama Karya dan Adhi Karya dengan nilai Rp 753 miliar.

Untuk penyelenggaraan event MotoGP, ITDC membentuk anak perusahaan Mandalika Grand Prix Association (MGPA). Menteri BUMN Erick Thohir yang sukses menyelenggarakan Asian Games melihat pentingnya MotoGP sebagai ujian Indonesia mengajukan diri sebagai tuan rumah Olimpiade.

Sirkuit MotoGP dibangun di distrik hiburan dan olahraga Mandalika. Sirkuit sepanjang 4,3 km ini memiliki 17 tikungan dan 1 lintasan lurus. Sirkuit juga menawarkan pemandangan indah pantai yang terlihat dari tikungan 10 dan dapat disaksikan pula dari Bukit 360.

Pembangunan sirkuit didanai oleh bank-bank BUMN (Himbara) dengan fasilitas kredit sindikasi sebesar Rp 550 miliar. Pengerjaan fisik dilakukan BUMN Karya, seperti Waskita sebagai kontraktor, PT PP untuk pengaspalan, dan WIKA membangun paddock dan fasilitas pendukung lainnya.

Pertamina tampil sebagai sponsor utama gelaran MotoGP, dan disematkan dalam nama event MotoGP yaitu “Pertamina Grand Prix of Indonesia” dan “Pertamina Mandalika International Street Circuit”. Diharapkan branding resmi Pertamina dapat mendongkrak citra BUMN ke tingkat global.

Sebagai gerbang masuk lewat udara, bandara internasional Lombok yang dikelola oleh Angkasa Pura I mendukung kelancaran penerbangan baik untuk pembalap dan tim maupun kunjungan penonton. Selama 3 hari penyelenggaraan, penerbangan di bandara Lombok meningkat hingga 120%.

Penonton lewat jalur darat dapat memasuki Pulau Lombok melalui sejumlah pelabuhan, antara lain pelabuhan Lembar yang dikelola oleh Pelindo. Kapal-kapal penyeberangan yang dioperasikan PT ASDP mencatat lonjakan penumpang dan kendaraan hingga ratusan persen selama gelaran MotoGP.

Untuk dukungan mobilitas, DAMRI cabang Mataram menyediakan transportasi bus dari bandara dan pelabuhan menuju sirkuit. Penumpang yang memiliki tiket MotoGP dapat menikmati layanan bus gratis DAMRI, yang juga bekerjasama dengan pengusaha lokal untuk penyediaan armada bus.

PT Telkom turut mendukung perhelatan MotoGP dengan layanan telekomunikasi dan internet di area venue dan kawasan, termasuk jaringan backbone berupa kabel bawah laut dan serat optik. Operator seluler Telkomsel menghadirkan layanan hyper 5G sebagai pengalaman aktivitas digital.

Sementara itu pasokan listrik selama MotoGP dijamin tanpa berkedip dengan dukungan sistem kelistrikan Lombok milik PLN. Selain 2 gardu induk yang disiagakan, PLN juga mendatangkan beberapa unit UPS dan genset sebagai lapis kedua dan ketiga jika terjadi gangguan pasokan utama.

Membeludaknya penonton MotoGP membuat hotel dan homestay terisi penuh. Bank BNI mengoptimalkan program Kawasan Wisata Anak Negeri (KAWAN) dari sisi pasokan penginapan wisata milik warga yang merupakan mitra binaan, hanya berjarak 5 menit dari sirkuit.

Dukungan sponsor branding oleh BRI dilakukan dengan membuka lounge BRI Svarga di Bukit 360, bersama Bank Mandiri dan Telkom. BRI juga memfasilitasi pelaku UMKM dari seluruh Indonesia untuk mempromosikan produknya di BRIMO Mandalika Experience Expo 2022 di area parkir sirkuit.

Presiden RI, Joko Widodo, saat meresmikan Sirkuit Mandalika di Lombok (Instagram @erickthohir)

Mandalika Siap Menggelar Formula 1

Sirkuit Mandalika tidak hanya menggelar MotoGP, tetapi sebelumnya juga digunakan untuk ajang World Superbika (WSBK) pada 19-21 November 2021. Selain itu dua kali menyelenggarakan Asia Talent Cup yaitu pada 12-14 November 2021 dan 18-20 Maret 2022.

Usai hajatan MotoGP, dipastikan sirkuit Mandalika tidak akan sepi. Sejumlah event sudah dijadwalkan, selain WSBK dan Asia Talent pada musim November 2022, juga balapan supercar GT World Challenge Asia pada 21-23 Oktober 2022.

Pada jadwal 2023 event balap mobil ketahanan (endurance) Asian Le Mans Series berpeluang digelar di sirkuit Mandalika. Pembalap asal Indonesia Sean Gelael turut berlaga pada gelaran Asian Le Mans Series 2021.

Sejak awal Presiden Jokowi bahkan menginginkan balap mobil F1 bisa digelar di sirkuit Mandalika. Hal ini menjadi tantangan bagi ITDC dan holding BUMN pariwisata InJourney untuk bergerak pada tahapan penyelenggaraan event yang lebih besar seperti F1.

Erick Thohir sebagai pucuk komando BUMN memberikan apresiasi atas suksesnya gelaran MotoGP. “Awal yang sangat baik, saya yakin ke depan akan semakin baik dan lebih baik lagi,” tandas Erick. Diharapkan event MotoGP bisa berkesinambungan hingga berjalan selama 10 tahun ke depan.

Kehadiran sirkuit Mandalika terbukti mampu mengangkat nama Indonesia ke pentas global, lebih-lebih di tengah situasi pandemi Covid-19. Hal ini menunjukkan resiliensi dan upaya kebangkitan ekonomi, khususnya di daerah NTB, dan menggerakkan kegiatan usaha termasuk bagi sektor UMKM. (*)