KKP Lepasliarkan 42.000 Benih Lobster
Kebijakan Ekspor benih lobster dianggap tidak tepat.

MONITORDAY.COM - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melepasliarkan 42.500 benih bening lobster di Kawasan Konservasi Perairan Daerah Batam, Kepulauan Riau.
Plt Dirjen Pengelolaan Ruang Laut, Tb Haeru Rahayu menyampaikan benih bening lobster yang akan dikembalikan ke alam tersebut ialah hasil sitaan Kantor Kesyahbandaraan dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Khusus Batam bersama Stasiun Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu (SKIPM) Batam pada Minggu lalu.
Pria yang akrab disapa Tebe itu menegaskan pelepasliaran lobster bentuk upaya KKP dalam menjaga dan melestarikan populasi lobster di alam.
"Sesuai Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No.12/PERMEN-KP/2020 tentang pengelolaan lobster, kepiting, dan rajungan di wilayah negara Republik Indonesia, Ditjen PRL melalui BPSPL Padang bertugas merekomendasikan lokasi untuk pelepasliaran dari BBL yang diselundupkan," kata Tebe melalui rilisnya, Selasa (8/12).
Sebelumnya, Pusat Kajian Pembangunan Kelautan dan Peradaban Maritim (PK2PM), Suhana menilai bahwa ekspor benih lobster adalah kebijakan yang tidak tepat dalam perspektif ekonomi dan ekologi.
"Dari segi ekonomi dan ekologi ekspor benih lobster tidak menguntungkan," ujar Suhana dalam diskusi daring, Senin (7/12) malam.
Menurut Suhana, secara ekonomi ekspor benih lobster akan meningkatkan daya saing lobster Vietnam, dan akan menurunkan daya saing lobster Indonesia di pasar internasional.
"Pada 2015, Vietnam berada di atas Indonesia untuk ekspor lobster. Tetapi ketika benih lobster dilarang oleh Indonesia, Vietnam mengalami penurunan, dan Indonesia mulai banyak mengisi pasar internasional seperti China. Kondisi itu meningkatkan daya saing Indonesia di pasar internasional," tuturnya.
Meski demikian, pada 2020 kinerja ekspor lobster Vietnam naik seiring dengan kebijakan pemerintah Indonesia yang membuka ekspor benih lobster.
Sedangkan pada periode Januari - Juli 2020 volume impor lobster dari sebagian besar negara pemasok ke China mengalami penurunan, namun Vietnam yang naik hingga mencapai 550,83 persen.