Keutamaan Shalat Tahajud

BILA ada seorang hamba yang melaksanakan shalat malam di sepertiga malam terakhir.

Keutamaan Shalat Tahajud
Ilustrasi foto/Net

BILA ada seorang hamba yang melaksanakan shalat malam di sepertiga malam terakhir. Berdiri, berdoa, merendahkan diri, lalu menangis dan bertaubat, maka Allah Swt. pada waktu itu akan memandang kepadanya dengan pandangan rahmat. Allah Azza wa Jalla saat itu turun ke langit dunia dan berfirman: “Siapa yang meminta, Aku beri. Siapa yang meminta ampunan, Aku beri ampunan. Siapa yang bertaubat, Aku terima taubatnya. Siapa yang berdoa, Aku penuhi doanya.” Itulah waktu di akhir malam menjelang sahur, waktu turunnya rahmat-Nya.

Allah Swt. menerima taubat orang yang bertaubat kepada-Nya, mengabulkan orang yang berdoa kepada-Nya, memberi orang yang meminta-Nya, siapa yang mendekat kepada-Nya sejengkal, Ia akan mendekat kepada orang itu sehasta. Bila ia mendekat kepada Allah sehasta, Allah akan mendekat kepadanya sedepa. Dan, siapa yang datang kepada-Nya dengan berjalan, Allah akan mendatangi orang itu dengan berlari.

Rasulullah saw. memerintahkan kepada para sahabatnya agar melaksanakan shalat malam. Abdullah bin Umar r.a. berkata, "Saya adalah pemuda bujangan. Saya tidur di masjid, lalu saya bermimpi didatangi dua orang malaikat dan membawaku ke neraka dan ia seperti sumur yang dilipat. Dan, mendadak kedua malaikat itu menghubungkannya seperti dua tanduk sumur. Maka aku mendapati di dalamnya manusia yang aku mengenal mereka, lalu aku berkata, "Aku berlindung kepada Allah dari api neraka. Aku berlindung kepada Allah dari api neraka." Kedua malaikat itu lalu berkata, "Engkau tidak akan takut … engkau tidak akan takut." Peristiwa ini lalu aku ceritakan kepada Hafsah, dan ia kemudian menceritakannya kepada Rasulullah saw.

Rasulullah saw. bersabda: "Sebaik-baik orang adalah Abdullah, bila ia melakukan shalat malam. Maka, setelah itu Abdullah bin Umar tidak meninggalkan shalat malam. Ia tidak tidur malam kecuali hanya sedikit karena Allah Swt. memuji atas orang yang zuhud terhadap dunia dan menghabiskan waktunya untuk Rabnya. Ia menyendiri dengan Allah dalam kegelapan malam ketika mata manusia telah terpejam dan suara yang sunyi.

Allah mengenakan kepada mereka cahaya dari cahaya-Nya, memberikan kepada mereka mahabbah (rasa cinta) di hati makhluk-Nya. Dan menjadikan ucapan dan perbuatannya manis dan diterima oleh semua manusia. Itulah para sahabat Muhammad saw. Mereka perutnya kosong karena lapar dan matanya kabur karena kurang  tidur. Begitulah para sahabat Muhammad, maka marilah kita mencontoh mereka dalam perilaku dan sikap, termasuk dalam melaksanakan shalat malam. Kita tidak mengharapkan balasan dan ucapan terima kasih dari manusia, tetapi yang kita harapkan adalah balasan dan ridha Allah Swt.