Ketua LGN Titip Visi Indonesia Maritim Kepada Presiden Terpilih
Ketua Maritime Local Government Network/LGN Ir. Hugua mendorong Negara-negara di Wilayah Asia dan Pasifik untuk mengukur kontribusi kegiatan Sains, Teknik, Teknologi, dan Inovasi (SETI) untuk Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), salah satunya mendorong negara Indonesia yang nantinya akan di pimpin oleh Presiden terpilih tahun 2019-2024.

MONITORDAY.COM - Ketua Maritime Local Government Network/LGN Ir. Hugua mendorong Negara-negara di Wilayah Asia dan Pasifik untuk mengukur kontribusi kegiatan Sains, Teknik, Teknologi, dan Inovasi (SETI) untuk Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), salah satunya mendorong negara Indonesia yang nantinya akan di pimpin oleh Presiden terpilih tahun 2019-2024.
Tidak hanya melibatkan pemerintah pusat, Hugua mengatakan rencana tersebut harus bisa melibatkan multi stakeholder dari semua pemangku kepentingan.
“Karena kita berbicara bagaimana kita memperbaiki alam kita, bumi kita satu ini menjadi kembali berkelanjutan,” kata Hugua pada acara Regional Workshop on Building National and Local Capacity on Measuring SETI for SDGs in the Asia and the Pacific Region di Hotel sultan, Jakarta, Senin (17/6).
Menurutnya, hubungan global, hubungan nasional dan hubungan lokal juga harus timbal balik, tidak hanya di tingkat nasional yang memahami rencana ini, tetapi di tingkat lokal juga harus faham.
“Jangan di nasional di diskusi di lokal tidak tidak faham, ini kan sngat beresiko,” ucap Hugua.
Maka dari itu, Hugua melanjutkan, dari tingkat global, tingkat nasional dan tingkat lokal ini turun kembali saling mendukung rencana tersebut.
“Jadi policy masuk, kebijakan masuk, framework masuk, tapi kami lokal juga bisa melaksanakan level-level akar rumput, sehingga saling melengkapi,” jelas anggota terpilih DPR RI 2019-2024 Dapil Sulawesi Tenggara itu.
Lebih lanjut, Hugua mengatakan, pihaknya dari UNESCO dan Kemenko Maritim mengajak semua Wali Kota se-Indonesia dan enam negara anggota yang berada di wilayah segitiga karang dunia atau dikenal sebagai Coral Triangle Intiative (CTI) untuk memulai pembangunannya itu dapat diukur seberapa besar kontribusinya terhadap pencapaian pembangunan seperti yang dicanangkan 17 Goals dari PBB.
Melalui proyek Facilitate in Accelerating Science and Technology (AP-FAST), Program Kerjasama Malaysia-UNESCO (MUCP) bertujuan untuk membantu memungkinkan pencampaian agenda global dan target terkait di tingkat regional dan nasional dan meningkatkan koherensi antara rencana pembangunan nasional dan global. Salah satu output Proyek APFAST adalah dikembangkannya Scorecard untuk SETI for SDGs.
“Melalui Secorecard tersebut, ada kartu yang di isi Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di bawah pimpinan Bupati, Wali Kota nanti akan bisa mengukur,” pungkasnya.
Hasil kegiatan workshop ini akan disampaikan ke 6 negara anggota Coral Triangle Intiative (CTI) yaitu, Indonesia, Malaysia, Papua Nugini, Timor-Leste, Kepulauan Solomon, dan Filipina. Tak terkecuali Indonesia yang diharapkan bisa menjadi rujukan untuk visi kemaritiman Indonesia yang berkelanjutan.