Ketua DPR Desak Polri Segera Respons Segala Bentuk Narasi yang Lemahkan Kepolisian
Ketua DPR RI Bambang Soesatyo atau Bamsoet mendesak pada Polri agar segera merespons segala bentuk narasi yang melemahkan institusi kepolisian.

MONITORDAY.COM - Ketua DPR RI Bambang Soesatyo atau Bamsoet mendesak pada Polri agar segera merespons segala bentuk narasi yang melemahkan institusi kepolisian. Hal ini dikatakan menyusul adanya serangan terhadap polisi yang bermula pada aksi 22 Mei, hingga berita bohong yang sengaja dibuat dalam rangka melemahkan kepolisian.
"Polri tidak boleh terlihat lemah di mata dan benak masyarakat. Polri harus responsif terhadap segala bentuk serangan yang bertujuan memperlemah moral prajurit dan merusak citra institusi Polri," ujar Bamsoet, dalam keterangan tertulis, Selasa (28/5).
Setelah serangan dan pembakaran mobil di sekitar Asrama Brimob Petamburan, Jakarta Barat dan pembakaran pos polisi di jalan Wahid Hasyim, Jakarta Pusat pada 22 Mei lalu, Bamsoet menyebut serangan itu berlanjut pada dua kota di Jawa Tengah, jelang akhir pekan lalu.
Mako Brimob Kompi 3 Batalyon B Watumas, Purwokerto, Banyumas, diberondong tembakan oleh orang tak dikenal pada Sabtu (25/5) dini hari.
Selain melukai seorang anggota Brimob, rentetan tembakan itu membuat genting pos jaga rontok. Sehari sebelumnya atau Jumat (24/5) tengah malam, giliran Pos Polisi Pakis, Delanggu, Klaten, dibakar orang tak dikenal.
Menurut Bamsoet, serangan tersebut diduga dilakukan oleh pihak yang marah kepada kepolisian. Ia menyebut, para teroris kemungkinan sebagai pihak yang mendalangiya.
"Kalau aksi damai di Jakarta bisa ditunggangi oleh kelompok perusuh, serangan terhadap prajurit dan objek Polri bisa juga ditunggangi oleh kelompok lain," ujarnya.
Selain serangkaian serangan tersebut, Bamsoet juga menyoroti berbagai narasi yang dibangun tentang kebrutalan Polri ketika mengendalikan unjuk rasa pada 21-22 Mei 2019 di depan gedung Bawaslu di Jakarta.
"Disebarkan hoax tentang seorang bocah tewas akibat dipukuli oknum Brimob di Kampung Bali, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Ada orasi di depan massa yang menuduh polisi PKI karena menembaki umat Islam secara ugal-ugalan," ungkap Bamsoet.
Politisi partai Golkar ini menilai, narasi-narasi tersebut bertentangan dengan sikap masyarakat yang mengapresiasi Polri. Karena itu, Bamsoet meminta Polri bertindak terukur dalam menyikapi serangan-serangan tersebut.
"Cepat atau lambat, Polri harus memberi respons terukur. Polri mampu mengeliminasi ancaman teroris. Maka, Polri pun diharapkan bisa segera mengungkap kekuatan atau kelompok yang merancang serangan terhadap prajurit dan objek milik Polri," tegas Bamsoet.